Kalau data yang bocor adalah kredensial, kata dia, mitigasi seperti mengganti password atau mengaktifkan Two Factor Authentication (TFA) bisa dilakukan.
Cara ini efektif menangkal efek negatif bagi pemilik data asalkan diumumkan segera dan pemilik kredensial menyadari kebocoran data dan bahayanya.
Namun jika yang bocor adalah data lain seperti data kependudukan, informasi rahasia pribadi atau log akses situs, maka pemilik data kependudukan dan log akses situs tersebut paling menderita.
"Karena data yang bocor tersebut tidak seperti kredensial yang dapat diganti," kata Alfons.
Baca Juga: Cacar Monyet di Indonesia Terdeteksi Pertama Kali di Jakarta, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Berikut ini hal-hal mengerikan jika kebocoran data terus terjadi di Indonesia:
1. Digunakan sebagai dasar untuk merancang rekayasa sosial phishing yang menyasar pemilik data.
Penipu memalsukan diri sebagai customer service bank meminta kredensial transaksi untuk mencuri dana nasabah.
2. Data yang bocor digunakan untuk mempermalukan pemilik data.