JURNAL MEDAN - Kebocoran data (data breached) yang dialami IndiHome menjadi peringatan besar bagi Indonesia yang kini menjadi salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia mencapai 200 juta.
Deretan kebocoran data memiliki dampak mengerikan di Indonesia dan ini terus terjadi mulai dari lembaga negara hingga pelanggan komersial.
Terbaru, kebocoran data pengguna IndiHome yang menyediakan layanan internet terbesar di Indonesia.
Sekali kebocoran data di internet terjadi, maka data bocor dan keluar dari server, sehingga data tersebut dapat dicopy berulang-ulang dan sekalipun penyebab kebocoran data sudah ditambal.
Baca Juga: KPU Tegaskan Verifikasi Administrasi Terhadap Dugaan Keanggotaan dan NIK Ganda Dilakukan Lewat Sipol
Pakar IT Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan data yang sudah bocor tidak bisa dikembalikan lagi ke server dan akan berada di internet selamanya dan bisa diakses banyak orang.
"Jika kebocoran data terjadi yang paling menderita adalah pemilik data, bukan pengelola data atau pihak-pihak yang mengumpulkan data," kata Alfons dalam keterangan kepada Jurnal Medan, Selasa, 23 Agustus 2022.
Pengelola data, kata dia, paling hanya mendapat malu serta dianggap tidak kapabel menjaga amanah data tersebut.
Sementara pemilik data harus menanggung akibat terbesar dari kebocoran data.