Darurat Kebocoran Data di Indonesia, KPU RI Jadikan Keamanan Data Sebagai Prioritas dalam Tahapan Pemilu 2024

- 12 September 2022, 13:31 WIB
Anggota KPU RI Idham Holik menemui wartawan di Media Center KPU RI, Jakarta, 12 September 2022
Anggota KPU RI Idham Holik menemui wartawan di Media Center KPU RI, Jakarta, 12 September 2022 /Arif Rahman/Jurnalmedan.com

Bjorka membocorkan 105 juta data pemilih KPU dengan memberikan sampel sejumlah 1.048.576 data pemilih KPU dari berbagai provinsi dalam file Exel sebesar 75 MB saja.

Data yang diunggah yakni provinsi, kota, kecamatan, kelurahan, TPS, NIK-KK, nama, tempat lahir, tanggal lahir, usia, jenis kelamin dan alamat.

Setelah itu data Presiden Jokowi juga dibocorkan oleh Bjorka. Di dalamnya termasuk data perjalanan dan surat berlabel rahasia dengan BIN.

Kemudian Menteri Kominfo Johnny G Plate mengalami doxing oleh hacker gara-gara sering blunder akibat pernyataan 'bodoh' ke publik.

Baca Juga: Indonesia Darurat Kebocoran Data, Ketum PKB Cak Imin Sentil Kominfo: Belum Canggih!

Kebocoran data tersebut merupakan rangkaian insiden di Indonesia sebelumnya yang pernah menimpa Tokopedia, BPJS, e-Hac, BRI Life, sertifikat vaksin Jokowi, hingga data KPAI.

Perlu diketahui insiden tersebut baru yang diketahui publik sehingga kemungkinan besar banyak insiden lain yang belum ketahuan di Indonesia.

"Saya yakin semua pihak yang bermain-main dengan data mining atau hacking itu akan berhadapan dengan penegak hukum di indonesia," ujarnya.

Menurut Idham, isu keamanan data juga sudah mengemuka di Komisi II DPR. Pada Senin 12 September 2022 rapat dengar pendapat (RDP) dengan KPU, Bawaslu, dan DKPP menyinggung hal tersebut.

Baca Juga: KPU Bantah Kebocoran Data, Gandeng Polri Mengusut Pelaku yang Seolah-olah Menyatakan DPT 2019 Bocor

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah