JURNAL MEDAN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan strategi Kill The Messenger di era digital sangat mudah dilakukan.
Anies menyebut Kill The Messenger sebagai tantangan besar bagi demokrasi karena sifatnya mematikan si penyampai pesan, dalam hal ini media dan jurnalis.
Anies Baswedan menyinggung upaya Kill The Messenger yang menimpa sejumlah media dengan berbagai cara seperti peretasan awak Narasi TV pimpinan Najwa Shihab.
Kemudian Kill The Messenger juga dialami media seperti Tempo, Tirto, hingga menimpa aktivis dan jurnalis yang tujuannya membuat takut dan mengintimidasi.
"Kalau Kita bicara tantangan demokrasi hari-hari ini teman-teman, strategi yang kerap dilakukan adalah Kill The Messenger," kata Anies Baswedan di acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2022 di The Tribrata, Jakarta, Jumat, 30 September 2022.
Menurut Anies, di dalam skenario Kill The Messenger terdapat pesan dan si penyampai pesan, tetapi kemudian pesan dan si penyampai pesan itu yang dihajar dan dijatuhkan.
"Jadi yang dilakukan adalah menciptakan cerita-cerita bahkan fitnah. Membuat si penyampai pesan, kredibilitasnya menjadi jatuh sehingga pesannya tidak bisa dipercaya," ujarnya.