JURNAL MEDAN - Pengamat politik Ubedilah Badrun mengatakan politik pencitraan seperti blusukan masuk gorong-gorong tidak laku atau tidak akan menjual di Pilpres 2024 mendatang.
Menurut dia, saat ini sudah banyak studi yang menemukan bahwa 80 persen pemilih akan memilih seorang pemimpin kalau orang atau parpol melakukan komunikasi langsung.
"Jadi bukan komunikasi jarak jauh, tapi komunikasi langsung. Ya mirip blusukan, tapi nggak di gorong gorong," ujar Ubedilah Badrun kepada wartawan usai Diskusi Publik yang digelar PMII di Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2022.
Budaya para elit mendekat ke masyarakat sebenarnya sudah dilakukan banyak pemimpin di Indonesia sejak dulu.
Misalnya, Presiden Jokowi yang dulu dikenal sebagai capres yang suka blusukan, sedangkan tokoh nasional seperti Soekarno juga melakukannya.
"Soekarno melakukan itu. Tjokroaminoto melakukan itu. Tan Malaka melakukan itu. Bahkan mereka nyamar namanya dengan nama nama lain. Itu dilakukan oleh pendiri bangsa. Untuk apa? Agar hatinya sensitif pada rakyat," jelas Ubedilah Badrun.
Faktanya, saat ini para pemimpin maupun elit politik melakukan blusukan hanya untuk meraih dukungan dan suara saja.