JURNAL MEDAN - Pengamat politik Ubedilah Badrun menilai isu politik identitas dan radikalisme yang dilempar pemerintah jelang Pemilu 2024 sebagai isu yang mengada-ada.
Ubedilah Badrun menanggapi isu radikalisme dan politik identitas yang diungkapkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko pekan ini.
Isu ini dilempar jelang Pemilu 2024 sementara kondisi ekonomi dunia sudah dibayangi resesi global yang akan berdampak kepada Indonesia.
Ubedilah Badrun mengatakan isu radikalisme dan politik identitas layak menjadi konsumsi publik sebagai pencerahan dan literasi kepada masyarakat.
"Pak Moeldoko enggak ngerti. Saya tantang ya, saya menantang Pak Moeldoko diskusi soal politik identitas dan radikalisme. Coba apa contohnya radikalisme? dan mana?," kata Ubedilah Badrun usai acara diskusi PMII di Jakarta Pusat, Jumat, 21 Oktober 2022.
Moeldoko sebelumnya menyatakan potensi radikalisme dan politik identitas berdasarkan Survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Ubedilah Badrun lalu mengatakan definisi politik identitas dan radikalisme itu sendiri adalah tafsir dan multi tafsir.