Parpol Ngeluh Metode Sampling Krejcie-Morgan Saat Verfak, Begini Penjelasan KPU dan Bawaslu

- 14 November 2022, 18:34 WIB
Seorang petugas KPU sedang melakukan verifikasi faktual
Seorang petugas KPU sedang melakukan verifikasi faktual /Dok. Istimewa/KPU Mamasa

JURNAL MEDAN - Sembilan parpol yang sedang menjalani verifikasi faktual (Verfak) mengeluhkan metode sampling Krejcie-Morgan yang digunakan KPU dalam tahapan Pemilu 2024.

Salah satu alasannya karena metode sampling Krejcie-Morgan dinilai lebih berat ketimbang simple random sampling yang digunakan pada verfak Pemilu 2019.

Anggota KPU RI Idham Holik membantah metode sampling Krejcie-Morgan lebih berat atau memberatkan karena menggunakan lebih banyak sampling/orang saat verfak.

Baca Juga: KPU RI Siapkan SDM Berpengalaman di Tiga DOB Papua, Tahapan Pemilu 2024 Langsung Jalan

Menurut dia, Krejcie-Morgan jauh lebih memudahkan karena sejumlah hal. Pertama, jika simple random sampling memiliki satu kesalahan saat verfak, maka penggantinya 10 orang.

"Dahulu itu dalam pelaksanaan verfak kalau satu salah, harus diganti 10, dahulu. Sekarang, ketika ada yang salah, gantinya cukup 1. Misalkan ada 1 keanggotaan yang salah, harus diganti 10 kalau dulu tuh. Kalau sekarang ketika dia salah satu, maka diganti cukup 1 saja," jelas Idham kepada wartawan, Senin, 14 November 2022.

Sebaliknya dalam metode Krejcie-Morgan, sampel dari parpol tergantung pada jumlah yang diserahkan.

Kata Idham, semakin banyak anggota parpol yang diserahkan, maka semakin sedikit sampel yang dilakukan verifikasi faktual.

Baca Juga: 9 Cara Daftar Menjadi Badan Ad Hoc PPS dan PPK Via Platform SIAKBA, Tak Ada Lagi Penumpukan Dokumen di KPU

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x