JURNAL MEDAN - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berpesan di acara Haul KH. Muhammad Iskandar yang ke-31 di Denanyar, Jombang, Sabtu, 3 Desember 2022.
Mengenang sosok ayahanda KH. Muhammad Iskandar sebagai orang tua, Cak Imin mengungkapkan bagaimana sang ayah mendidiknya untuk peduli kepada sesama.
Cak Imin teringat bagaimana KH Muhammad Iskandar selalu memintanya untuk peduli kepada orang-orang yang membutuhkan. Dan ini menjadi kunci sukses hidupnya.
"Saya diajari betul untuk bisa memperhatikan orang lain. Saya mendapat ilmu dasar dari ayahanda saya adalah, saya punya kepedulian kepada orang lain," kata Cak Imin di acara Haul yang digelar di tanah kelahiran Kiai Iskandar di Desa Pugeran.
Kiai Iskandar, kata dia, selalu memintanya untuk tidak sedikitpun menampakkan kelebihan dan kesombongan kepada siapapun.
Sebaliknya kesederhanaan hidup adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan.
"Karena doktrin yang sangat sederhana, yang sangat sopan, yang sangat tawaduk, yang sangat menghormati orang lain hampir-hampir membawa ke rasa tidak percaya diri. Tapi saya sadar doktrin itu harus diwujudkan dalam bentuk kepedulian saya kepada orang lain, itu modal dan prinsip hidup," ujarnya.
Hingga saat ini Cak Imin selalu bersyukur karena sampai saat ini ia mampu dan terus berusaha mempertahankan warisan doktrin sang ayah.
Kesederhanaan, kepedulian kepada sesama, dan komitmen kuat untuk berbagi akan membawa keberkahan bukan saja untuk dirinya, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.
"Alhamdulillah, dari ajaran itu sampai hari ini saya termasuk orang yang beruntung punya ideologi dan cita-cita mengabdi dan penuh perhatian kepada orang lain," tutur Cak Imin.
Ia juga menceritakan perjalanan karir yang telah dirintis, mulai dari menjadi aktivis, jurnalis, penulis buku, anggota DPR RI, pimpinan DPR dan MPR RI.
Hingga akhirnya Cak Imin menjadi menteri yang seluruhnya bermodal dari satu prinsip, yaitu prinsip warisan sang ayah.
"Semua itu modalnya cuma satu, doktrin dari eyang putri (ibu Nyai Muhassonah) dan eyang Muhammad Iskandar (bahwa) saya harus peduli pada orang lain, saya harus membela orang lain, saya sangat tidak rela pemerintah zalim kepada rakyat," pungkasnya.***