Residu dari politik identitas Pemilu 2019 masih terasa dan berpotensi memecah belah masyarakat dengan dampak buruk yang jauh lebih besar jika tidak diantisipasi.
"Ada polarisasi dari sisi agama, ras, suku, antar golongan dan lain-lain. Itu pasti akan dijadikan isu paling seksi digunakan parpol maupun Capres Cawapres untuk menarik simpati pemilih," jelasnya.
Yuda juga mengingatkan efek domino politik identitas yang nantinya akan menimbulkan banyak gangguan keamanan, baik menjelang, saat pelaksanaan, dan pelantikan hasil pemilu dan pilkada.
Isu terorisme juga akan muncul di Pemilu 2024 menyusul kejadian terakhir bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, 7 Desember 2022.
Menurut Yuda, hasil deteksi Densus 88 menyatakan masih ada potensi ancaman terorisme.
Beberapa kelompok teror, kata dia, masih punya ideologi yang menyatakan bahwa politik dan demokrasi Indonesia hukumnya haram bagi mereka.
"Itu otomatis juga jadi ancaman ke depan pada saat penyelenggaraan pemilu," ujar Yuda.
Selanjutnya isu Papua. Badan Intelejen Negara (BIN) juga sudah menyampaikan beberapa prediksi terkait Papua pasca penetapan daerah otonomi baru (DOB).
Pola keamanan di Papua nantinya juga akan berbeda dengan wilayah yang sudah settle atau menetap.