5 NASEHAT Habib Luthfi yang Selalu Disampaikan kepada Para Pengikutnya

23 Juli 2022, 17:07 WIB
Habib Luthfi bin Yahya. /

JURNAL MEDAN - Dr. Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya (Habib Luthfi) dikenal sebagai seorang sayyid, kiai, ulama, mursyid dan Dai.

Dengan posisi tersebut Habib Luthfi memiliki banyak pengikut di Indonesia. Ia sering menyampaikan nasehat dan ilmu agama Islam kepada masyarakat.

Habib Luthfi, sosok ulama kharismatik yang lahir di pekalongan 10 November 1947. Habib Luthfi bin Yahya merupakan tokoh tariqah di Indonesia.

Baca Juga: Nonton Anime One Piece Episode 1026 dengan Sub Indo Selain Anoboy, Ini Jadwal Tayang Terbaru

Keilmuwannya di bidang agama diperoleh langsung dari sang ayah yang dikenal sebagai  Habib Ali al Ghalib.

Kemudian pada 1959 Habib Luthfi bin Yahya memperdalam agama Islam di Pondok Pesantren Benda Kerep, Cirebon, Jawa Barat.

Pada 1963, Habib Luthfi memperoleh talqin tariqah dari Syekh Muhammad Abdul Malik.

Syekh Muhammad Abdul Malik adalah seorang mursyid tariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah Syazaliyah asal Purwokerto, Jawa Tengah, yang bermukim di Mekah, Arab Saudi.

Baca Juga: Spoiler Boruto Chapter 72 Reddit, Berikut Ulasan Raw Scan dan Link Baca Komik di Mangaplus

Berikut nasihat yang kerap disampaikan Habib Luthfi dilansir akun youtube Keramat Wali.

Habib Lutfi berpesan, seorang muslim agar mendapatkan keselamatan Insya ALLAH, di dalam agama, dunia dan akhirat, haruslah memegang teguh beberapa prinsip ini:

1. Setiap hari membaca Alquran, shalawat kepada Rasulullah SAW, taat kepada guru/syaikh/mursyid dan birul walidain (berbakti kepada orangtua).

Jadikan hal ini semua awrad-mu. Jangan tinggal hal tersebut. Membaca Alquran walau satu ayat setiap harinya.

Memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Nabi SAW.

Baca Juga: Cerita Mistis Nyata! Perempuan Ini Bertemu Genderuwo Ketika Mandi Saat Magrib

Jadikan hal ini semua awrad (wirid yang dilakukan istiqomah) bagi diri kita demi menggapai kebahagian dan keselamatan di dalam agama, dunia dan akhirat.

2. Jangan suka membeda-bedakan. Ini adalah penyakit yang timbul dan tumbuh di akhir jaman ini.

Jangan beda-bedakan itu suku apa, kabilah apa, bangsa apa, partainya apa, thariqah-nya apa, madzhab-nya apa dan sebagainya.

Itu urusan Allah SWT, kita ini manusia, hamba-Nya, makhluk ciptaan-Nya, jangan suka usil ikut campur urusannya Allah SWT.

Makanya sekarang berbagai macam bala, musibah bertubi-tubi datang.

Baca Juga: Begu Ganjang atau Hantu Panjang, Cerita Mistis Melegenda di Sumatera Utara

Karena ulah manusia itu sendiri yang suka sok tahu, sok jago, sok suci, sok pintar. Bukan kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, malah ikut campur urusan Allah SWT.

Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana lagi Maha Berkehendak, Allah SWT yang menghukum, menentukan, secara mutlak kelak di pengadilan Ilahi Yang Maha Adil bagi seluruh makhluk-Nya.

Segala sesuatu, misalnya pengadilan itu semua adalah bentuk ikhtiar manusia belaka di muka bumi ini secara syariat.

Ketentuan yang mutlak benar dan salah adalah di tangan Allah SWT di hari kemudian.

Baca Juga: 5 Sosok Penunggu Danau Toba yang Terkenal dan Masih Dipercaya Hingga Kini

Keyakinan dan keimanan ini harus ditanam kuat dan kokoh dilubuk sanubari keimanan kita.

3. Pegang teguh teladan salaf shalihin. Baik itu thariqah-nya, akhlaknya, amal salehnya.

Pegang teguh dan kuat mantap, walaupun kamu sampai sulit dan kere (sangat miskin) tetaplah teguh memegang teladan Salaf Shalihin.

Gigit kuat dengan gerahammu, jangan dilepas jika kamu ingin selamat dan mendapat ridho-Nya.

4. Jadikanlah keimanan sebagai Imam. Bukan akal yang menjadi ujung tombaknya.

Baca Juga: Bocoran dan Streaming Ao Ashi Epiosde 16 Lengkap Sub Indo, Tayang 23 Juli 2022, Ini Spoiler Lengkapnya

Hati-hati di akhir jaman ini, akan dan sudah banyak muncul paham dan orang-orang yang lebih mengedepankan akal-rasio-logika dibandingkan imannya.

Seharusnya Iman menjadi imamnya, akal dan logika menjadi makmumnya, mengikuti iman.

Tinggalkan pendapat orang-orang yang mengedapankan akalnya dibanding imannya.

Percuma dan sia-sia waktumu jika menanggapi orang-orang yang demikian, kamu akan rugi dunia akhirat.

Karena bagaimana mungkin akal manusia bisa menerima seluruh kebesaran khazanah kerajaan Allah SWT.

Baca Juga: Bisa Menyamarkan Petir dan Berubah Jadi Naga, Inilah Kesaktian Keris Naga Runting Milik Prabu Siliwangi

Hanya keimanan yang dapat menerima kebesaran Allah SWT.

5. Ziarah shalihin. Baik yang sudah wafat maupun yang masih hidup.

Ziarah Shalihin ini dikuatkan dengan tali ikatan silaturahim. Berziarah (mengunjungi) kaum shalihin jangan hanya ketika ada maunya, kalau ada perlunya saja.

Hal itu baik tidak terlarang, tetapi kurang kemanfaatannya untuk jangka panjang.

Hanya untuk kebutuhan-manfaat sesaat belaka, sungguh sangat disayangkan.

Tetapi, alangkah baiknya kita berziarah sholihin itu karena mahabbah ilaa mahbub, kecintaan kepada yang dicintai.

Baca Juga: Kisah Prabu Siliwangi Mewarisi Kesaktiannya Pada Raden Kian Santang, dan Menolak Masuk Ajaran Islam

Kalau hal ini dijalin dengan baik, maka ia akan mendapat limpahan madad (pertolongan), sirr asrar (rahasia) dan jaah (essence, intisari) dari ziarahnya.

Sering silaturahmi itu menimbulkan kecintaan dan keridhoan Allah SWT kepada orang yang menjalin hubungan silaturahmi.

Sehingga rahmat dan berkah serta maghfirah Allah SWT terlimpah kepadanya. Jauh dari bala, musibah, penyakit, dan diberi kelancaran rezeki. Insya Allah.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler