Keluh Kesah Orang Tua Tentang Sekolah Daring: 'Mau Jadi Apa Anak-anak Kita Ni, Daring-daring Tak Jelas'

- 6 Februari 2021, 19:15 WIB
Belajar di rumah di Kabupaten Sukabumi di perpanjang
Belajar di rumah di Kabupaten Sukabumi di perpanjang /Mantra Sukabumi/.*(foto Mantra Sukabumi)

JURNAL MEDAN - Februari 2020 hingga Februari 2021, genap setahun anak-anak sekolah hingga mahasiswa di perguruan tingg diliburkan gara-gara Covid-19.

Kebijakan ini terpaksa diambil pemerintah, bahkan di seluruh dunia, guna memutuskan penyebaran pandemi virus Corona.

Selama ini berbagai macam solusi telah dijalankan masyarakat global untuk melawan virus Corona.

Baca Juga: Bupati Tapteng Buka Sekolah Tatap Muka Jika Sudah Zona Hijau, Siswa Butuh Perangkat Belajar Online

Baca Juga: Preview Mr Queen Episode 17, Seisi Istana Bahagia Sambut Kehamilan Ratu Kim So Yong

Sebut saja menjaga jarak (physical distancing), social distancing, mencuci tangan, memakai masker, menggunakan  hand sanitizer, penyemprotan desinfektan, hingga Lockdown.

Di sektor pendidikan terjadi perubahan perilaku dan kebiasaan secara masif dan besar-besaran. Pendidikan sejak Corona dilaksanakan jarak jauh, orang-orang semakin terkoneksi, solusi teknologi kian penting.

Dulu belajar tatap muka adalah pendidikan formal, tetapi sekarang sekolah formal beralih secara daring atau online atau tak bertemu muka secara langsung.

Ibadah pun juga terganggu. Seluruh penduduk beragama di dunia kini menghindari keramaian. Tempat-tempat perbelanjaan ditutup karena virus Corona menyukai keramaian untuk menyebar dan menginfeksi.

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x