Melihat Cara Kerja Pawang Hujan, Memindahkan Awan Dengan Tenaga Dalam Hingga Mengumpulkan Data-data Empiris

- 7 Maret 2023, 15:18 WIB
Viral! Aksi Pawang Hujan Rara di Sirkuit MotoGP Mandalika
Viral! Aksi Pawang Hujan Rara di Sirkuit MotoGP Mandalika /Tangkapan layar Twitter @MotoGP

JURNAL MEDAN - Pekerjaan sebagai pawang hujan umumnya dianggap berhubungan dengan ilmu gaib untuk mengendalikan hujan atau cuaca.

Banyak yang berasumsi bahwa pawang hujan bekerja dengan memindahkan awan sehingga hujan tidak turun di suatu lokasi.

Lantas bagaimana sebenarnya cara kerja pawang hujan?

Baca Juga: WNA Mohon Jaga Sikap! Dirjen Imigrasi Tegaskan Indonesia Hanya Terima Warga Asing yang Bermanfaat

Dilansir dari berbagai sumber, hal pertama yang dilakukan pawang hujan dalam mengendalikan hujan adalah memindahkan atau menggeser hujan.

Jika memang tidak memungkinkan untuk memindahkan atau menggeser hujan, maka satu-satunya jalan adalah menahan hujan selama mungkin.

Pertama-tama, melakukan survei lokasi. Ada banyak pertimbangan saat survei lokasi, misalnya, melihat apakah saat ini musim hujan atau musim lainnya.

Tetapi, banyak yang mengatakan bahwa pawang hujan profesional dinilai berhasil jika ia mampu menggeser hujan ke arah laut.

Baca Juga: Sinopsis Anupamaa Selasa 7 Maret 2023: Gara-gara Kangen, Malvia Sangat Posesif Pada Anuj, Anupama Terabaikan

Di dalam melihat keberhasilan seorang pawang hujan melakukan tugasnya, ada faktor-faktor yang harus dimiliki si pawang itu sendiri.

Sebut saja kemampuan bioenergi (tenaga dalam) yang sulit dilihat dengan kasat mata. Namun secara ilmiah memang ada cara untuk menggeser hujan.

Sebagai informasi, pawang hujan bisa bekerja dengan jarak jauh karena ia mengirimkan energi.

Nah, energi yang dimiliki seorang pawang akan digunakan berdasarkan hasil survei lokasi yang dilakukan sebelumnya.

Baca Juga: KPU Matangkan Persiapan Banding Melawan Putusan PN Jakpus Terkait Permintaan Pemilu Ditunda

Terlepas dari mengendalikan hujan secara ilmiah, pawang hujan melakukan survei juga berusaha untuk mengenali penguasa gaib di wilayah tersebut.

Disinilah bedanya antara pawang hujan dan ilmuwan dalam mengendalikan hujan. Jika ilmuwan berdasarkan bukti empiris, maka pawang hujan berbeda.

Pawang hujan ibarat Avatar yang memiliki kemampuan mengendalikan elemen air, angin, api dan juga energi lainnya.

Menurut berbagai cerita tentang pawang hujan, pawang yang hebat bisa melakukan kerja sama dengan penguasa air dan angin.

Baca Juga: Profil Mat Solar, Pemeran Bajaj Bajuri yang Berjuang Melawan Stroke

Seorang pawang hujan bisa saja menyingkirkan hujan di sebuah acara pesta di suatu kota walau sang pawang bisa saja berada di wilayah lain.

Meski demikian, kerja seorang pawang hujan dalam jarak jauh kurang efektif dan efisien, maka yang paling baik adalah si pawang hadir di lokasi.

Selain itu, proses mempercepat hujan sebaiknya dilakukan malam atau dinihari karena udara lebih dingin dan proses kondensasi lebih mudah.

Malam hari menjadi pilihan terbaik bagi pawang hujan bekerja karena aktivitas manusia di malam hari menurun.

Baca Juga: Rara Pawang Hujan Tidak Laku di WSBK Mandalika, Doa dan Istigosah Lebih Manjur, Meminta Kepada Pemilik Hujan

Ritual proses penurunan atau menggeser hujan sebaiknya dilakukan pada saat tidak banyak gangguan eksternal seperti malam hari.

Meski demikian, yang harus dipahami masyarakat awam adalah pawang hujan bekerja menahan atau menggeser penyebab hujan, bukan hujannya.

Secara ilmiah hujan merupakan sekumpulan uap air hasil evaporasi (penguapan) yang di dalamnya terdapat muatan elektron.

Muatan elektron inilah yang dimanfaatkan oleh praktisi pawang hujan untuk dimanipulasi, tentu saja dengan perlakuan dan ritual tertentu.

Baca Juga: 5 Kontroversi Rara Pawang Hujan, Nomor 3 Bikin Ngakak Hingga Disebut Pengendali Hujan Jarak Jauh

Pawang hujan harus memiliki tenaga yang besar dalam dirinya untuk bisa mempengaruhi medan magnetik benda lainnya (telekinesis), termasuk awan.

Dengan memainkan medan magnetik, pawang hujan dapat mendorong, memindahkan, menahan, bahkan menurunkan/menyedot (menjadi hujan).

Pawang juga bisa mendatangkan awan dari daerah lain (menjadi mendung/teduh). Namun paling sulit adalah mengumpulkan awan dan membuat hujan pada suatu lokasi di musim kering.

Sementara menahan atau menggeser hujan lebih ringan karena bisa memanfaatkan bantuan angin.

Baca Juga: Masih Ingat Rara Si Pawang Hujan? Sekarang Sudah Daftarkan Keahliannya dengan Status CV

Selain tenaga dalam, cara lain untuk menahan awan adalah dengan tenaga batin. Tenaga batin diperoleh melalui kekuatan doa atau rapalan mantra.

Nah, mantra-mantra ini kemudian diperkuat dengan berbagai ritual seperti puasa, mutih, ngableng, pati geni, nglowong, dll.

Bahkan ada pawang hujan yang memanfaatkan khodam/makhluk ghaib, misalnya, menggunakan sesaji, membakar kemenyan, memasang bawang, cabe di sapu lidi dll.

Pawang hujan juga bisa bekerja secara kolektif. Artinya, jika seorang pawang mendorong hujan ke Utara, maka pawang lain harus melakukan hal serupa.

Baca Juga: CEK FAKTA Prajurit TNI Mutilasi Seorang Ibu Warga Asli Papua, Beredar Foto-foto di Media Sosial

Jika melakukan sebaliknya, maka bisa terjadi perang pawang hujan. Dalam beberapa acara, biasanya terdapat beberapa pawang hujan bekerja.

Kalau terjadi perang antara pawang hujan, biasanya upaya untuk menggeser atau menurunkan hujan tidak terjadi.

Salah satu ciri-cirinya adalah awan berputar-putar dari satu lokasi ke lokasi yang lain di zona atau wilayah yang sama.

Sialnya, hujan akan terjadi di tempat pawang yang memiliki kekuatan paling lemah. Artinya pawang tersebut kalah.

Baca Juga: Pemda Pastikan Pasokan Pangan Cukup Kendalikan Inflasi, Cek Langsung Harga Komoditas di Pasar-pasar

Hingga kini ada yang menyebut pawang hujan sebagai profesi sekaligus tradisi. Saat musim hujan pawang hujan jadi profesi namun saat musim kemarau jadi tradisi.*** 

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x