Sebelumnya Dijuluki The Killer, Inilah Sejarah Perubahan Julukan PSMS Medan Jadi Ayam Kinantan

8 Agustus 2022, 13:03 WIB
Para Pemain Ayam Kinantan Sedang Latihan /Official PSMS Medan

 

JURNAL MEDAN - PSMS saat ini dikenal dengan julukan tim Ayam Kinantan. Julukan ini merupakan transformasi dari julukan PSMS sebelumnya yakni The Killer.

Kisah tentang julukan PSMS pernah dituturkan  Tumsila, salah satu legenda PSMS yang mengatakan julukan The Killer muncul saat awal-awal PSMS didirikan tahun 1950-an.

PSMS di tahun 1950-an adalah klub yang disegani, klub besar di Indonesia yang diperkuat pemain bintang seperti kakak-beradik Ramli dan Ramlan Yatim hingga "Si Tendangan Meriam" Yusuf Siregar.

Baca Juga: Terkeren! Berikut 10 Kumpulan Ucapan Selamat Hari Adat Internasional, Penuh Semangat dan Motivasi

Wartawan senior Zatako mengatakan julukan Ayam Kinantan sebenarnya merupakan ayam biasa. Kisah ini pernah dipublikasikan di laman Facebook PSMS Medan.

Menurut cerita, Ayam Kinantan dimiliki oleh seorang warga Jakarta yang bernama Kinantan. Namun apa spesialnya julukan Ayam Kinantan?

Ayam ini dijadikan sebagai hadiah atas keberhasilan PSMS menjuarai Piala Perserikatan tahun 1985.

Ayam itu kemudian dibawa skuad PSMS dari Jakarta ke Medan. Jadi julukan ini memiliki nilai historis yang luar biasa. 

Baca Juga: Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar Jalan Kaki ke KPU RI, Soft Launching Start di Mesjid Sunda Kelapa

Ayam itu pun dibawa pulang ke Medan. Setibanya di Medan, ayam jantan ini diarak berkeliling kota bersama skuad PSMS yang disambut meriah para suporter.

Hampir semua warga Medan tumpah ruah menyambut keberhasilan PSMS menjuarai Piala Perserikatan kala itu. Karena memang ini adalah gelar bergengsi.

Setelah arak-arakan selesai, ayam ini pun disimpan di dalam kandang khusus di Stadion Kebun Bunga, tetapi kini Ayam Kinantan sudah tidak berada lagi di Stadion Kebun Bunga.

Baca Juga: Cerita dari Raker Bawaslu RI di Yogyakarta, Rombongan Bawaslu se-DKI Dipenuhi Perasaan Harap-harap Cemas

Sejak saat itulah julukan Ayam Kinantan melekat pada tim PSMS Medan. Sepertinya momen perayaan juara dengan mengarak ayam sulit dilupakan para suporter.

Sumber lain menyebutkan, ayam itu diberikan seseorang karena gaya permainan PSMS saat itu mirip seperti ayam jago.

Seekor ayam jago memiliki karakter petarung, pejuang untuk selalu menang, tidak pernah kenal lelah untuk terus mengalahkan lawannya. 

Begitulah gambaran permainan PSMS Medan. Karakter ayam jago inilah yang membuat PSMS Medan menjuarai Piala Perserikatan pada tahun 1985.

Permainan menyerang ala PSMS itu dikenal dengan istilah Rap-rap. Mungkin, PSMS saat ini masih berjuang untuk mengembalikan karakter tersebut ke dalam tim Ayam Kinantan saat ini.

Baca Juga: 3 Tempat Paling Seram di Indonesia Ini Belum Banyak Diketahui, Penasaran? Simak Jawabannya Disini!

Kisah lain menyatakan suporter PSMS memberikan ayam jago kepada manajer tim PSMS di Bandara Polonia.

Peristiwa itu terjadi saat skuad PSMS kembali dari Jakarta usai mengalahkan Persib 2-1 dalam laga final yang berakhir dengan adu penalti (aet 2-2) di Stadion Gelora Bung Karno.

Pertandingan itu disaksikan 150 ribu penonton. Padahal kapasitas stadion hanya 110 ribu tempat duduk.

Menurut cerita, 150 ribu penonton merupakan rekor kehadiran tertinggi dalam sejarah sepakbola Indonesia yang mungkin sulit terulang di masa yang akan datang.

Menurut buku Konfederasi Sepak Bola Asia yang diterbitkan  tahun 1987, pertandingan final kompetisi Perserikatan ini termasuk laga terbesar dalam sejarah sepakbola amatir di dunia.

Baca Juga: 10 Peristiwa Dahsyat atau Penting yang Terjadi Pada 10 Muharram, Ada Pengampunan Dosa Hingga Turunnya Nabi....

Sejarawan Muda Kota Medan, M Aziz Rizky Lubis mengatakan PSMS pada masa lalu sangat dicintai dan menjadi kebanggaan warga Kota Medan.

Pertandingan PSMS di Stadion Teladan selalu penuh dan disesaki suporter. Sehingga secara historis kota Medan dan warga Sumut punya ikatan batin dengan klub ini.

"Dulu mainnya keras, ngotot menang," ujarnya.

Secara harfiah, kata Aziz, Kinantan berarti hewan-hewan yang berwarna putih.

Sedangkan warna hijau yang melekat pada lambang PSMS mewakili perkebunan dan kesuburan kota Medan dan Sumut.

Apalagi saat itu tembakau Deli menjadi komoditi asal Medan yang terkenal.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler