150 Ribu Penonton Penuhi Senayan, Final PSMS Medan Vs Persib Bandung Pada 1985 Catat Rekor Dunia

25 Februari 2023, 11:40 WIB
Final Divisi Utama Perserikatan 1985 antara PSMS Medan vs Persib Bandung disaksikan oleh lebih dari 150 penonton di Stadion Utama Senayan /Dok. Indra Efendi Rangkuti

JURNAL MEDAN - Selama ini, banyak perdebatan mengenai duel klasik atau El Clasico di Indonesia.

Ada yang menyebut Persib Bandung vs Persija Jakarta sebagai El Clasico karena rivalitas kental dalam beberapa tahun terakhir.

Padahal, El Clasico sesungguhnya adalah duel Persib vs PSMS Medan. Dua tim ini sudah terlibat rivalitas tinggi sejak era Perserikatan.

Baca Juga: PSMS Medan Ikuti Diskusi Pembentukan Timnas SEA Games 2023, Dipimpin Indra Sjafri, Ada Rekomendasi Satu Pemain

Bahkan, catatan sejarah terjadi di final Perserikatan pada 23 Februari 1985. Duel Persib vs PSMS masuk buku rekor dunia sebagai pertandingan amatir yang paling banyak ditonton.

Laga final itu dipimpin oleh Jafar Umar dan dihadiri hampir 150.000 penonton, di mana kapasitas dari Stadion Senayan (GBK), Jakarta hanya bisa menampung 120.000 penonton.

Angka 150.000 penonton itu masuk catatan rekor dunia sebagai pertandingan amatir paling banyak ditonton.

Kompetisi perserikatan memang berbeda dengan galatama yang statusnya semi pro.

Baca Juga: Kisah PSMS Medan Permalukan Ajax Amsterdam yang Baru Juara Liga Champions

Perserikatan masih berstatus amatir karena para pemain yang merangkap pekerjaan bukan murni bekerja dari sepak bola.

Berikut ini jalannya pertandingan PSMS Medan vs Persib Bandung di Stadion Utama Senayan pada 23 Februari 1985 yang diambil dari keterangan pengamat sepakbola Sumut Indra Efendi Rangkuti.

Duel Sengit 90 Menit

Sejak pluit awal ditiup Jafar Umar, tanda dimulainya babak pertama, pertahanan PSMS Medan terus ditekan Persib Bandung.

Pemain Persib Bandung melalui trio Ajat Sudrajat, Wawan Karnawan, dan Iwan Sunarya bernafsu membalas kekalahannya di final 1983 dan putaran final 1985.

Baca Juga: Harapan Besar PSMS Medan Pada Erick Thohir, Liga 2 dan Liga 3 Bisa Bergulir Lagi

Beberapa kali kiper PSMS Ponirin Meka dicoba oleh tembakan jarak jauh maupun heading pemain Persib.

Suporter Bandung yang menguasai sebagian besar stadion Utama Senayan Jakarta, menjadi terbungkam ketika Sunardi B mendapat umpan dari Amrustian.

Sunardi B, sang kapten PSMS melihat M. Siddik punya ruang tembak dan langsung memberi umpan silang.

Bola silang dimanfaatkan M. Siddik dengan baik yang akhirnya berhasil merobek gawang Sobur.

Baca Juga: Liga 2 Dihentikan, PSMS Medan Bubar! Manajemen Jamin 50 Persen Gaji Pemain Hingga Tiket Pulang

Gol kedua terjadi di menit ke-34. Berawal dari tendangan bebas Sakum Nugroho yang diteruskan Nirwanto kepada M. Siddik.

Dengan cepat M. Sidik mendribel bola menusuk kotak penalti dan kembali merobek gawang Persib yang dikawal Sobur.

Sementara peluang Persib di babak pertama tercatat di menit ke-41.

Pada tendangan bebas yang diambil Kosasih, bola diterima oleh Adjat Sudrajat yang terlepas dari pengawalan Hamdardi.

Baca Juga: Hidup Dari Sepakbola, Ini Harapan Pertama Pemain PSMS Medan Saat Kembali Menjalani Latihan Rutin

Sayangnya tendangan Adjat melambung di atas mistar gawang Ponirin.

Di babak kedua pemain PSMS tampil tak sehebat di babak pertama. Sebaliknya Persib meningkatkan tempo permainan.

Bahkan akibat frustrasi menemui benteng tangguh pertahanan berlapis PSMS Medan, pemain Persib mencoba memancing permainan keras.

Di menit ke-47 Adjat nyaris memperkecil kekalahan timnya. Dalam sebuah skenario serangan sporadis berhasil melewati Sunardi A.

Baca Juga: ASYIK! PSMS Medan Kembali Latihan Persiapan Liga 2, Sentuhan Para Pemain Masih Belum Maksimal

Tapi ketika Adjat sudah berhadapan dengan kiper Ponirin Meka, penjaga gawang PSMS itu menerkam bola dari kaki Adjat yang hendak mengayunkan kakinya.

Persib akhirnya berhasil memperkecil ketinggalan di menit ke-65. Dalam satu kemelut libero PSMS Sunardi A terjebak hands ball dalam kotak penalti.

Wasit Jafar Umar langsung menunjuk titik putih. Iwan Sunarya berhasil menyelesaikan tugas eksekusi itu dengan baik. Skor berubah menjadi 2-1.

Kemudian Persib menyamakan kedudukan di menit ke-74. Bermula dari tendangan penjuru Iwan Sunarya dan berhasil disundul Adjat Sudrajat ke tiang gawang PSMS. Sedangkan kiper Ponirin sudah terlanjur salah posisi.

Baca Juga: Ini 5 Pemain yang Dipecat Manajemen PSMS Medan Salah Satunya Eks Timnas Indonesia Arif Suyono

Walaupun Persib mencoba meningkatkan tempo permainan dengan menggencarkan tekanan ke pertahanan PSMS, tapi skor di babak kedua tetap sama kuat 2-2.

Adu Penalti

Di babak perpanjang waktu, kedua tim semakin menjadi-jadi. Permainan keras pun tak terhindarkan.

Di menit ke-98, dua pemain dari masing-masing tim hampir baku hantam, yakni antara Nirwanto dan Kosasih.

Kejadian tersebut bermula ketika Nirwanto yang sedang menggiring bola tiba-tiba disambar kakinya oleh Kosasih.

Baca Juga: Liga 1 Kembali Bergulir, PSMS Medan Berharap Liga 2 Menyusul Secepatnya

Walau berlebihan, wasit hanya memberi peringatan terhadap Kosasih.

Baik Persib maupun PSMS Medan keduaya memiliki peluang untuk merubah kedudukan.

Dari Ayam Kinantan melaui Hadi Sakiman di menit ke-114, nyaris saja membobol kembali gawang Persib, namun sayang, bola yang ia sepak masih bisa diamankan oleh Sobur.

Dari Maung Bandung, beberapa menit setelah tendangan Sakiman, melalui sundulan kepala Ajat Sudrajat hampir saja menggetarkan jalan Ponirin yang membuat sebagain penonton jadi was-was dan “jantungan”.

Baca Juga: Profil Ricky Yacob, Legenda PSMS Medan dan Timnas, Striker Pertama Indonesia yang Merumput di Jepang

5 menit menuju babak penalti, kartu kuning dihadiahkan oleh wasit Jafar Umar kepada Robby Darwis di menit ke-118, karena menendang kiper Ponirin yang sudah menguasai bola.

Dan akibat perbuatannya itu, Robby Darwis nyaris baku hantam dengan pemain PSMS dan mengundang pihak keamanan untuk turun kedua kalinya.

Di babak adu penalti, anak asuh Parlin Siagian berhasil keluar sebagai jawara setelah menundukan Persib dengan skor 4-3.

Pada momen itu, Ponirin tampil dengan sangat apik, pun sebenarnya, Sobur dari Maung Bandung juga tampil apik.

Baca Juga: Setting Kartu Merah di Pertandingan, Putu Gede Beberkan Eksperimen Taktik PSMS Medan Kalahkan Ar Rasyid FC

Baik Ponirin maupun Sobur memang layak disebut sebagai salah satu kiper terbaik di tanah air saat itu.

Keduanya sukses membaca sepakan keempat masing-masing lawannya.

Ponirin sukses membaca sepakan Dede Iskandar, sementara Sobur menahan eksekusi Nirwanto.

Namun dewi fortuna lebih memilih anak-anak Medan untuk mengangkat trofi bergengsi tersebut dengan Ponirin yang berhasil menepis sepakan Robby Darwis sebagai penendang kelima.

Baca Juga: Liga 2 Butuh Kepastian, Tak Masalah Penundaan, Skuad PSMS Medan Berjuang Menjaga Semangat dan Motivasi

Sementara itu, Sobur gagal menahan bola sepakan Mamek Sudiono. Tendangan Mamek membawa Ayam Kinantan juara Perserikatan untuk yang keenam kalinya.

Malam itu, menjadi malam yang menyenangkan untuk para supporter PSMS dan warga Medan.

Berbagai selebrasi dilakukan suporter PSMS, misalnya dengan puluhan kendaraan yang ditumpangi fans Ayam Kinantan, mereka berkeliling kota Medan dengan yel-yel "Hidup PSMS".

Baca Juga: Bungkam Persiraja dan Perserang, PSMS Harus Ekstra Hati-Hati Lawan Semen Padang, Ini Posisinya di Klasemen

Kemudian teriakan "Hidup Ayam Kinantan", "Selamat Jadi Juara", "Horas Medan, Horas PSMS" hingga berjingkrak-jingkrak di jalanan, pawai becak.

Kapasitas stadion Senayan yang terbatas diisi 150.000 penonton, menyebabkan pertandingan terhenti selama 20 menit karena penonton meluber hingga ke pinggir lapangan.

Dalam buku AFC terbitan 1987, pertandingan itu ditandai sebagai pertandingan dengan penontin terbanyak dalam sejarah pertandingan amatir di dunia.

Adapun pemain dari kedua tim pada laga final 1985 itu adalah:

PSMS Medan: Ponirin Meka, Nirwanto, Hamdardi, Suheri, Sunardi A, Sakum Nugroho (RS Bangga Gultom), Musimin, Hadi Sakiman, Amrustian, Sunardi B (c), M. Sidik (Mamek Sudiono).

Baca Juga: Pengamat: Fox Sports Asia Akui PSMS Medan Klub Indonesia Pertama yang Berlaga di AFC Champions Cup 1970

Persib Bandung: Sobur, Suryamin, Dede Iskandar, Robby Darwis, Adeng Hudaya (c), Ajat Sudrajat, Kosasih, Sukowiyono, Suhendar (Yana Rosdiana), Iwan Sunarya, Wawan Karnawan (Dedek Rosadi).*** 

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler