Intip Rahasia Cina Kuasai Badminton Olimpiade Tokyo 2020

- 2 Agustus 2021, 09:44 WIB
Intip Rahasia Cina Kuasai Badminton Olimpiade Tokyo 2020
Intip Rahasia Cina Kuasai Badminton Olimpiade Tokyo 2020 /

JURNAL MEDAN - Cina benar-benar jadi raja Badminton di Olimpiade Tokyo 2020. Semua nomor di partai final dihadiri wakil Cina.

Chen Long di tunggal putra akan menghadapi wakil Denmark Viktor Axelsen pada Senin 2 Agustus 2021.

Di ganda putra Cina menempatkan Li Jiunhui-Liu Yuchen namun harus puas dengan Perak setelah dikalahkan ganda putra Cina Taipei, Lee Yang-Wang Chi-lin.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan dan Link Live Streaming Final Badminton Olimpiade 2020: Greysia Polii-Apriyani Rahayu

Di tunggal putri Chen Yuenfei meraih Emas setelah mengalahkan Tai Tzu-ying dari Cina Taipei.

Kemudian di ganda campuran terjadi All Chinese Final. Wang Yilyu-Huang Dongping meraih Emas sedangkan Zhang Siwei-Huang Yaqiong raih Perak.

Di ganda putri Cina mengirim Chen Qingchen-Jia Yifan melawan ganda putri Indonesia Greysia Polii-Apriyani Rahayu yang bertanding, Senin 2 Agustus 2021.

Lantas apa rahasia Cina begitu perkasa di Badminton Olimpiade kali ini?

Padahal setahun belakangan mereka tak pernah mengirim wakil di event internasional. Termasuk All England tahun lalu.

Baca Juga: Anthony Sinisuka Ginting Gagal ke Final Olimpiade Tokyo 2020, Netizen: Tetap Semangat Besok Dapat Perunggu

Sejarah menyatakan Cina dominan di cabor Badminton yang pertama kali dimainkan di Olimpiade Barcelona 1992.

Tak kurang dari 41 medali telah diraih Cina di Badminton hingga Olimpiade 2019. Sembilan pemain berhasil meraih dua Emas, termasuk diantaranya Gao Ling, Lin Dan, dan Fu Haifeng.

Presiden Asosiasi Badminton Cina Zhang Jun memang menjadikan Olimpiade adalah segala-galanya.

Pandemi Covid-19 setahun belakangan membuat Cina fokus ke kompetisi internal namun tetap memasang mindset emas di kepala para pemain.

Baca Juga: Berhasil Melaju ke Final Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii: Olimpiade London Beri Saya Pelajaran Raih Mimpi

"Tak bermain di kompetisi internasional memang mempengaruhi para pemain, tapi kami pastikan mereka tidak akan pernah melupakan medali di Olimpiade," ujar Zhang Jun kepada Shine.cn.

Pemain tunggal putra Shi Yuqi mengakui hal tersebut. Satu hal yang terus menerus ada di kepalanya selama Cina tak mengirimkan atlet ke event internasional adalah bagaimana meraih medali di Olimpiade.

"Saya mendapatkan keuntungan saat tak dikirim ke event internasional, masa persiapan lebih panjang, tetapi tetap saja yang ada di kepala adalah medali Emas," ujar Shi Yuqi.

Shi Yuqi menyingkirkan tunggal putra Indonesia Jonatan Christie di babak eliminasi. Ia kemudian gagal di perempat final dikalahkan Viktor Axelsen.

Baca Juga: Sinopsis Drakor Extraordinary You Episode 9 , Senin 2 Agustus 2021: Kondisi Jantung Dan-O Semakin Parah

Empat bulan sebelum Olimpiade Tokyo 2020 dimulai, Tim Badminton Cina telah mengikat kontrak dengan produsen olahraga raksasa asal Jepang, Yonex.

Ini memberikan kepercayaan diri kepada para pemain Cina karena ternyata mereka dipercaya oleh perusahaan tuan rumah.

Yonex juga terlibat langsung berkomunikasi secara individu dengan seluruh pemain Cina.

Mulai dari peralatan penjahit, raket, kebutuhan pemain. Tujuannya agar mereka dapat mencapai yang terbaik di Olimpiade Tokyo 2020. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah