JURNAL MEDAN - PSMS dinilai masih jauh dari sikap profesional usai eks pemain PSMS Rachmad Hidayat blak-blakan menyinggung soal gajinya yang belum dilunasi.
Melalui akun media sosial @psms.id, Rachmad Hidayat yang kini sudah berkostum PSIS Semarang mengungkapkan kekecewaannya.
Nominal gaji yang belum dilunasi pun hanya sekitar Rp 7,5 juta. Jumlahnya kecil menurut Julius Raja, tetapi menurut warganet ini pertanda sikap tak profesional.
"Mantap bahasa bapak ini bahasanya 'cuma sedikit memang'. Kalau cuma sedikit yang profesional aja lah," tulis akun @dany_tarigan.
Sebelumnya Julius Raja menjelaskan perkara tidak dibayarnya sisa gaji Rachmad Hidayat.
Menurut dia, setiap bulannya pemain PSMS menerima haji per tanggal 15 sehingga kontrak Rachmad Hidayat berakhir tanggal 15 Desember 2021.
Namun karena jadwal Liga 2 yang berubah-ubah, maka para pemain harus bermain sampai tanggal 23 Desember 2022.
"Padahal di luar itu semua kebutuhannya dipenuhi Pak Mulyadi (manajer PSMS). Bahkan saat Covid Covid kemarin dia (Rachmad Hidayat) diprioritaskan. Beberapa kali dia iaon pulang, kita gak pernah potong gaji dia. Gaji dia paling tinggi itu di PSMS," jelas Julius Raja.
Ada warganet yang menyebut PSMS pantas jika tidak lolos ke Liga 1 musim depan karena hal-hal sepele masih bermasalah.
"Dari sini semua warga Medan tau kalau PSMS masih krisis dana...??," tulis akun @amsal.gaco.
Akun lain menyatakan PSMS tidak akan pernah maju jika kondisinya seperti ini terus. Karena penyakit lama selalu kumat.
"Gimana PSMS mau kalo kek gini terus," ungkap akun @teukuraffi10.
Ada juga yang meminta PSMS harus segera mengganti manajemen yang lebih segar dan lebih kuat. Karena keuangan dan sikap profesional yang bisa membawa PSMS sukses.
"Tim sekelas PSMS krisis keuangan," ujar akun @tlsimbolon sambil memberikan emoji ketawa. ***