Nah, di situlah Ten Hag bertemu Pep Guardiola dan banyak belajar taktik dan strategi dari sang senior.
Dua tahun 'menuntut ilmu' di Bayern, Ten Hag kembali ke kampung halaman untuk menukangi FC Ultrech.
Di tim inilah Ia mulai mengembangkan sepakbola yg Ia inginkan. Salah satu nama yg dipoles waktu itu adalah Haller yang kini jadi predator ganas Ajax.
Ten Hag membawa Ultrech finish di posisi 5 dan 4 selama 2 musim beruntun. Ini membuat raksasa Belanda Ajax tertarik.
Lalu Ten Hag pindah ke Ajax pada 2018. Pelatih saat itu hengkang tepat setelah Ajax disakiti Manchester United di final Europa League.
Di Ajax nama Ten Hag sebagai pelatih makin bersinar karena ia berhasil memberikan dia kali juara liga dan dua kali juara KNVB Cups.
Namun Liga Champions 2019 lah yang membuat mata dunia tertuju pada Ten Hag.
Ketika itu, Ten Hag dengan skuad pemain muda mampu menumpas tim sekaliber Juventus dan Real Madrid lalu melaju ke semifinal.