Piala Presiden 2022 Makan Tumbal, Kok Bisa Suporter Terinjak-injak Hingga Tewas, PSSI dan PT LIB Ngapain?

- 18 Juni 2022, 12:25 WIB
Duka cita Persib Bandung, dua Bobotoh tewas terinjak-injak akibat berdesakan dengan suporter lain lalu tertimpa reruntuhan stadion
Duka cita Persib Bandung, dua Bobotoh tewas terinjak-injak akibat berdesakan dengan suporter lain lalu tertimpa reruntuhan stadion /Kolase IndoTrends.id/ Instagram @persebayafans.27

JURNAL MEDAN - Piala Presiden 2022 memakan tumbal dengan tewas-nya dua suporter Persib Bandung alias Bobotoh yang tewas terinjak-injak di stadion.

Sejatinya, turnamen pra musim Piala Presiden 2022 adalah pesta para suporter yang sudah dua tahun 'berpuasa' datang ke stadion karena pandemi.

Faktanya, Piala Presiden 2022 memakan tumbal nyawa. Dua bobotoh tewas saat ingin menyaksikan Persib vs Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat, 17 Juni 2022.

Baca Juga: Link Live Streaming Liga Futsal Profesional 2021 Black Steel Manokwari vs IPC Pelindo FC. Kick Off Pukul 12.00

Dua bobotoh yang tewas adalah Sopiana Yusup (Bogor) dan Ahmad Solihin (Cibaduyut).

Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo, korban meninggal dunia akibat terinjak-injak saat berebut masuk stadion.

Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali meminta panitia dan PSSI mengevaluasi Piala Presiden 2022 karena sudah memakan nyawa.

"Satu nyawa terlalu mahal untuk dikorbankan dalam pertandingan sepakbola. Apalagi sampai dua orang meninggal dunia. Ini harus dievaluasi agar kejadian serupa tak terus berulang," kata Akmal Marhali dalam keterangannya, Sabtu, 18 Juni 2022.

Baca Juga: Tak Ikut Piala Dunia Qatar 2022, Bola Al Rihla Buatan Madiun dari Indonesia Hadir di Seluruh Stadion

Menurut data yang dimiliki SOS, Sopiana dan Solihin merupakan korban ke-77 dan 78 yang meregang nyawa sejak Liga Indonesia digelar pada 1994.

Fakta ini tentu tidak boleh dianggap remeh atau disebut sebagai kecelakaan sepakbola biasa.

Tewasnya suporter harus ditangani serius oleh pihak terkait agar tidak terjadi lagi ke depannya.

Akmal Marhali mengatakan panitia harus bertanggung jawab atas kejadian ini dan diberikan sanksi tegas karena turnamen ini mengatasnamakan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Ini Kata Pelatih I Putu Gede Usai PSMS Medan Dibekap Persikab Bandung di Laga Uji Coba

"Sungguh sangat memprihatinkan," kata Akmal.

Menurut dia, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku panitia pelaksana tidak mampu menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) dengan benar.

Panitia juga tidak juga melakukan antisipasi kemungkinan membludaknya jumlah penonton yang masuk ke stadion.

Kemudian tidak ada sosialisasi aturan bahwa setelah Covid-19 melandai dan laga sepakbola diizinkan ada penonton, tapi jumlahnya di stadion dibatasi.

Kata Akmal, banyak hal yang tidak diantisipasi dengan benar. Termasuk masuknya atau bisa lolosnya flare ke dalam lapangan.

Baca Juga: Guus Hiddink Bobol Gawang PSMS Medan, Ronny Pasla Tampil Gemilang, Laga Klasik PSMS vs PSV Pada 14 Juni 1971

"Sebagai event organizer LIB paling bertanggung jawab atas jatuhnya korban nyawa. Sepakbola itu hiburan, bukan kuburan," ujar Akmal menegaskan.

Selain itu, Akmal mengatakan LIB dan PSSI sebaiknya juga fokus menyiapkan regulasi dan aturan kompetisi.Termasuk aturan tentang suporter.

Tujuannya agar saat kompetisi berjalan semua sudah siap 100% dan tidak ada masalah di tengah jalan.

Regulasi yang pasti dan kuat dengan sanksi keras tanpa negosiasi menjadi kunci untuk mempercepat pembangunan industri sepakbola Indonesia masa depan.

Baca Juga: Profil Ahmad Ihwan, Striker PSMS Medan yang Ciptakan Gol Cepat Saat Melawan Persikab Bandung

"FIFA Security and Safety Stadium Regulation perlu disosialisasikan," ujarnya. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x