JURNAL MEDAN - Kecerdasan buatan telah menjadi peran yang meningkat di sebagian besar bidang kehidupan manusia sehari-hari.
Terbaru yang membuat heboh adalah robot 'Lamda' Google, yang diklaim memiliki 'kesadaran manusia', sehingga menyebabkan kontroversi dan teror di dunia.
Robot Lamda Google yang membuat kontroversi tersebut diciptakan oleh seorang insinyur perangkat lunak di Google.
Insinyur tersebut mengklaim bahwa robot Lamda sadar dan sadar akan dirinya sendiri dan sekitarnya.
Baca Juga: Link Download Higgs Domino Island v1.54 : Versi Lama yang Kini Kembali Dicari Banyak Orang
Karena kemampuannya untuk berbicara dengan lancar, telah membawa masalah ketakutan manusia akan kecerdasan robot Lamda.
Lalu bagaimana nasib manusia di masa depan?
Dikutip dari Sky News Arabia, Pakar di bidang teknologi informasi dan bisnis, Shukri Eid mengatakan aspek menakutkan dari kecerdasan Lamda adalah di mana kecerdasan ini akan mencapai tingkat kecerdasan superior yang melebihi apa yang ada pada manusia.
Karena itu kata Shukri Eid manusia akan dihadapkan pada dilema terkait bagaimana memanfaatkan kecerdasan ini.
Dengan kondisi tersebut kata Shukri Eid juga harus dipikirkan tentang siapa yang akan bertanggung jawab akan 'super artificial intelligence'.
"Apakah itu negara, perusahaan atau individu, yang berarti bahwa kekuatan yang sangat besar dan menakutkan akan terkonsentrasi dalam kelompok kecil,"
"Yang akan menyebabkan kesenjangan yang tak terbayangkan di antara orang-orang yang memiliki kekuatan ini dan mereka yang tidak," katanya.
Eid memperingatkan bahwa aspek yang paling menakutkan adalah bahwa program super intelijen tidak terkendali.
Baca Juga: Trik 2 Menit Dapatkan Super Win 3,2 M di Kamar Duo Fuo Duo Fang Higgs Domino Island, SIMAK DISINI!
Karena pengembangan kecerdasan buatan dengan cara yang tidak bertanggung jawab dapat membuat nasib umat manusia di tangan kekuatan yang tidak melihat sesuatu dari sudut pandang manusia.
"Dari pandangan, menyerukan untuk tidak menciptakan makhluk yang melampaui manusia dalam kekuatan dan kecerdasan sebelum memecahkan dilema bagaimana mengendalikannya," katanya.***