BackdoorDiplomacy, Pencuri Data dan Informasi Sensitif yang Beroperasi di Kemenlu, Korporasi, hingga Telko

- 17 Juni 2021, 03:06 WIB
ESET menemukan sebuah backdoor yang menargetkan Kementerian Luar Negeri dari Asia dan Afrika hingga perusahaan telekomunikasi
ESET menemukan sebuah backdoor yang menargetkan Kementerian Luar Negeri dari Asia dan Afrika hingga perusahaan telekomunikasi /ESET

Implan secara rutin memindai drive tersebut, setelah mendeteksi penyisipan media yang dapat dipindahkan, ia kemudian mencoba menyalin semua file di dalamnya ke arsip yang dilindungi kata sandi.

Baca Juga: Fitur-fitur Aruba Access Point 630 Series, Solusi Wi-Fi 6E Kelas-Enterprise yang Baru Meluncur ke Pasaran

BackdoorDiplomacy mampu mencuri informasi sistem korban, mengambil screenshot, dan menulis, memindahkan, atau menghapus file.

Dengan menjadikan jaringan pemerintah dan perusahaan besar sebagai target, maka konsekuensi dari penyusupan dan pencurian data ini tentu saja akan sangat pelik karena mencakup:

• Pencurian kekayaan intelektual misalnya, rahasia dagang atau paten

• Informasi sensitif yang disusupi seperti data pribadi karyawan dan pengguna

• Sabotase infrastruktur organisasi penting seperti penghapusan basis data

Dampak dari serangan APT tidak akan pernah sederhana, imbasnya bisa dirasakan dalam jangka waktu yang panjang, karena rahasia negara selalu berkaitan dengan politik, ekonomi, sosial dan militer.

"Para pelaku biasanya adalah tim penjahat siber berpengalaman yang memiliki dukungan finansial yang besar," kata Yudhi Kukuh, IT Security Consultant PT Prosperita Mitra Indonesia.

Serangan APT berbeda dari ancaman aplikasi web tradisional, karena secara signifikan lebih kompleks, mereka tidak hit and run saat menjalankan serangan, setelah jaringan disusupi, pelaku tetap tinggal untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin.

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah