Network
JURNAL MEDAN - Masyarakat diharapkan mewaspadai aksi kejahatan penipuan melalui berbagai modus yang bersifat menawarkan sesuatu yang gratis melalui berbagai program Pemerintah.
Baru-baru ini beredar sebuah pesan berantai melalui platform media sosial Facebook dan WhatsApp yang menawarkan bantuan pulsa dan kuota internet gratis.
Modus seperti ini sangat menarik bagi jutaan siswa, mahasiswa, dan orang tua di tengah semakin banyak orang-orang beralih belajar online dan masyarakat semakin terkoneksi.
"KEMENDIKBUD. Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi," demikian isi pesan tersebut.
Setelah dilakukan konfirmasi dan pengecekan kepada Kemendikbud, kabar tersebut jelas-jelas bohong.
"Informasi itu jelas hoaks," tegas Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud Hasan Chabibie saat dikonfirmasi pekan lalu.
Hasan meminta masyarakat untuk lebih teliti dan memahami berbagai modus kejahatan serta penipuan di tengah ramainya kegiatan belajar online. Kejahatan ini biasanya dimulai dari satu klik saja.
Selain itu, masyarakat diminta jeli dan teliti mencari sumber informasi. Menurut dia, modus pulsa internet dan kuota gratis memanfaatkan kebijakan serupa yang belum diterbitkan Kemendikbud dan Pemerintah.
Itu artinya sumber informasi yang valid dan sah hanya berasal dari pemerintah dan Kemendikbud. Jika informasi itu berasal dari media sosial tak jelas dan grup-grup percakapan, maka perlu dikonfirmasi.
