Hukuman Terberat di Dunia Kata Abu Yahya Badrusalam Bukan Hukuman Mati, Gantung Maupun Tembak Mati, Lalu Apa?

27 Juni 2022, 13:57 WIB
Abu Yahya Badrusalam /Yufid TV

JURNAL MEDAN - Hukuman terberat di dunia ternyata bukanlah hukuman mati, gantung maupun tembak mati.

Hal ini dijelaskan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam dalam kesempatan ceramahnya.

Mengutip kitab Shaidul Khatir, Ustadz Abu Yahya Badrusalam menjelaskan bahwa hukuman yang paling besar di dunia adalah ketika seseorang tidak merasakan sedang dihukum.

Sehingga kata Ustadz Abu Yahya Badrusalam orang tersebut terus menerus melakukan perubatan dosa.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Padat NU, Tema Keutamaan Dzikir dan Tips Agar Senantiasa Berdzikir

"Hal ini adalah sesuatu yang sangat mengerikan," kata Ustadz Abu Yahya Badrusalam dikutip jurnal medan dari radiorodja.com, Senin 27 Juni 2022.

Abu Yahya lebih lanjut mengatakan Allah memberikan sanksi kepada kaum munafiqin dengan cara diperpanjang waktunya. Hal itu kata dia agar mereka terus bergelimang diatas kesesatan.

"Sehingga adzabnya sangat keras," katanya.

Abu Yahya dalam ceramahnya juga mengutip sabda Rasulullah SAW.

Baca Juga: INI Bacaan Surat Yasin dan Tahlil, Lengkap Doa Arwah dan Bacaan Zikir: Dalam Bahasa Arab dan Latin

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.”

"Yang lebih berat dari itu ketika seseorang bergembira dengan perkara yang sebetulnya adalah hukuman dari Allah yang diberikan kepadanya," katanya.

Salah satu contoh kata Abu Yahya adalah ketika seseorang gembira ketika mendapatkan harta yang haram. Padahal harta haram itu menambah siksa dalam api neraka.

Baca Juga: Amalan 60 Detik Menghapus Dosa 100 Tahun, Yuk Segera Dihafalkan dan Diamalkan Secara Rutin

"Orang yang keadaannya seperti ini tidak akan pernah sukses mendapatkan ketaatan,"

"Ketika seseorang sudah mendapatkan manisnya kemaksiatan maka dia akan merasakan bahwa ketaatan adalah sesuatu yang pahit dan getir," katanya.

Sebaliknya orang yang sudah merasakan nikmatnya ketaatan pada saat itu artinya tidak akan pernah mau melakukan perbuatan maksiat.

Kalaupun dia terjatuh ke dalam maksiat maka hatinya menjadi sedih. Hatinya akan menyesal.

Baca Juga: Ibadah Qurban, Hukumnya Wajib Atau Sunnah? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad UAS Berdasarkan Hadis

"Di antara siksa yang tersembunyi dan banyak sekali orang yang tidak menyadarinya adalah dicabutnya kenikmatan ketika bermunajat," katanya.

Kemudian kata Abu Yahya adalah dicabut lezatnya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika berdzikir seseorang tidak merasakan kenikmatan, ketika shalat seseorang tidak merasakan kekhusuan, ketika membaca Al-Quran tidak merasakan apa-apa dihati dan justru yang ada adalah ingin segera selesai.

"Ini semua adalah sanksi yang Allah berikan kepada hamba akibat maksiatnya kepada Allah," pungkasnya.***

Editor: Ahmad Fiqi Purba

Tags

Terkini

Terpopuler