Network
JURNAL MEDAN - Istilah toleransi dalam bahasa Latin 'tolerare' berarti kesabaran dalam menghadapi sesuatu. Toleransi tidak hanya saling hormat-menghormati, melainkan berlapang dada atas perbedaan yang diyakini orang lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebut toleransi sebagai bersikap atau bersifat menenangkan rasa (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian dalam (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau tidak sesuai dengan prinsip lain.
Toleransi tidak berarti mengikuti keyakinan dan kepercayaan ritual agama lain atau berada di rumah ibadah lain seperti sinkretisme. Kemudian berkoar-koar itu toleransi sambil ikut-ikutan beribadah.
Baca Juga: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, KNPI: Tokoh Kritis Dilaporkan, Perusak Persatuan Tidak, Sakit Jiwa?
Toleransi adalah sikap saling harga-menghargai perbedaan terhadap keyakinan. Dengan begitu setiap orang beragama berhak mengklaim agamanya adalah agama yang paling benar.
Prinsip agama yang dianut paling benar menurut keyakinan masing-masing bukan berarti menyalahkan perbedaan agama dan keyakinan lain. Ini adalah hak asasi yang melekat di dalam setiap diri manusia ciptaan Tuhan.
Dalam Islam kata toleransi disebut dengan tasamuh dan ihtimal. Toleransi (tasamuh) merupakan bagian ajaran Islam. Dengan demikian, istilah ’jangan ajari Islam soal toleransi karena toleransi merupakan ajaran Islam’ semakin kuat.
Toleransi di Islam bukan ucapan kosong tanpa pembuktian nyata. Alquran memberikan penegasan kebebasan dalam memilih agama. Islam tidak memaksakan setiap orang untuk memeluknya:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
