Memburu Malam Lailatul Qadar? Ini Yang Disiapkan dan Dilakukan Rasulullah!

- 1 Mei 2021, 13:14 WIB
Ilustrasi malam Lailatul Qadar.
Ilustrasi malam Lailatul Qadar. /Pexels/Konevi

JURNAL MEDAN – Besok malam memasuki malam ke-21 bulan Ramadan atau 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Malam munculnya Lailatul Qadar – suatu malam yang dimuliakan Allah melebihi malam-malam lainnya, beribadah di malam tersebut pahalanya sama dengan 1000 bulan atau 83 tahun lebih.

Dahulu Rasulallah shallallahu’alaihi wa sallam beri’tikaf dan meningkatkan ibadahnya di malam-malam terakhir bulan ramadhan. Sebagaimana beliau juga membangunkan keluarganya untuk bersama sama beribadah di malam-malam tersebut.

Beliau tidak menyibukkan diri dengan mengidentifikasi ciri-ciri kedatangan malam lailatul qadar. Beliau lebih memilih untuk meningkatkan amalam di kesepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar Lagu Batak 'Satokin Di Nipiki' - Torgabe Trio

Dengan demikian dapat dipastikan Rasulallah telah beramal hingga maksimal di malam lailatul qadar yang jatuh pada salah satu malam dari kesepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Kita bisa mengisi lailatul qadar dengan lantunan Al qur’an, dzikir, doa, dan shalat malam.

Keutamaan Lailatul Qadar

Dalam  sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan: 3-4).

Baca Juga: Pakar UI: KKB Teroris karena Melawan NKRI dan Melakukan Kekerasan, Kalau Mendukung Pasti Dirangkul

Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar: 1)

Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5)

Baca Juga: Profil Nadin Amizah, Agama dan Keluarganya. Fotonya Terpajang di Gedung Times Square, Amerika Serikat

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap. Lailatul qadar berada di tujuh malam terakhir bulan ramadhan itu lebih memungkinkan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى

“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”  (HR. Bukhari)

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 1 Mei 2021: Andin Curiga Kepada Rendy, Bu Mayang Mengajak Kiki Bertemu

Dan yang memilih pendapat bahwa lailatul qadar adalah malam ke-27 sebagaimana ditegaskan oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun.

Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam ke-27 atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam ke-25 tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala.

Allah sengaja menyembunyikan terjadinya malam lailatul qadar. Artinya, kita harus bersungguh-sungguh mencari malam tersebut dengan banyak beribadah. Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya.

Hal ini sebagai rahmat Allah agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan demikian mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh pahala yang amat banyak.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 1 Mei 2021: Ricky Tagih Janji Elsa untuk Kembali Menghabiskan Waktu Semalam Berdua

Rasulallah bersabda:

فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ

Barang siapa dari kalian mencari lailatul qadar, hendaknya ia mencarinya di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan” (Muttafaqun alaih)

Kita diperintahkan untuk mencari lailatul qadar. Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha pula, Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)

Ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Dalam hadits lain disebutkan,

Baca Juga: 11 Hukum Zakat Fitrah yang Wajib Diketahui

لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى

Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa” (HR. Bukhari).

Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa.

Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa. Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Asmara 1 Mei 2021, Capricorn Perkuat Hubungan Dengan Pasangan

Tanda Malam Lailatul Qadar

  1. Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi.  Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)

  1. Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
  2. Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
  3. Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim) (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150). ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah