إِنِّي لَهَا بَعِيرُهَا الْمُذَلَّلُ
إِنْ أُذْعِرَتْ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرِ
ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ عُمَرَ، أَتَرَانِي جَزَيْتُهَا؟
Sungguh aku adalah unta tunggangannya yang jinak. Bila hewan tunggangannya yang lain kabur maka aku tidak akan kabur. Setelah itu orang Yaman itu bertanya kepada Ibnu Umar, ”Wahai Ibnu Umar, apakah menurutmu aku sudah membalasnya?” Ibnu Umar menjawab,
لَا، وَلَا بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ
”Tidak, meskipun satu hembusan nafas panjangnya saat sedang melahirkan.” [Al-Adab Al Mufrad 1/18]
Atsar Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma
Diriwayatkan dari ‘Atha` bin Yasar (bekas budak Maimunah, seorang tokoh ulama Tabi’in terpercaya), dari Ibnu ‘Abbas, bahwa seorang pria mendatangi Ibnu Abbas lalu berkata, ”Sesungguhnya saya telah melamar seorang wanita, namun dia menolak untuk menikah denganku.
Lalu pria lain meminangnya dan ia senang untuk menikah dengannya. Saya pun merasa cemburu kepada wanita tersebut sehingga saya membunuh wanita itu. Apakah ada taubat untukku?”
Ibnu Abbas bertanya, “Apakah ibumu masih hidup?”