Jangankan menyakiti hatinya dengan perkataan dan perbuatan, berkata ‘ah‘ saja bisa menjadi durhaka. Belum lagi mendapatkan balasan setimpal dari anak-anaknya kelak. Wal’iyadzubillah.
Karena dengan berbakti kepadanya akan membukakan pintu surga, maka ada ujian di dalamnya.
Mungkin mereka tidak pandai agama seperti Anda. Mungkin ketika bersamanya saat kecil, hidup Anda lebih banyak menderita dengan ekonomi yang pas-pasan saja. Tubuhnya berkeringat dan bajunya lusuh karena hanyalah pekerja kasar bukan kantoran seperti Anda. Mungkin mereka tidak pandai berbicara sebagaimana Anda beretorika. Namun Anda tidak pernah menduga bahwa doa-doa mereka telah terkabul melalui Anda. Sementara Anda menduga itu jerih payah Anda sendiri. Wal’iyadzubillah
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jamaah shalat Idhul Adha yang dirahmati Allah
Parameter cinta kepada Allah Rabb Penguasa semesta raya itu sederhana namun berat realisasinya. Bagaimana kita mengetahui bahwa kita akan tetap di atas Islam ialah apabila kita merasa gembira tatkala kita mampu menaati Allah.
Materi Khutbah Idul Adha 1441 H: Meneladani 4 Karakter Nabi Ibrahim
Itulah bukti Allah menunjukkan kasih sayang-Nya kepada hamba yang mencintai-Nya. Melalui kisah tersebut kita mengetahui betapa nikmatnya merasakan cinta kepada Allah dan manisnya iman itu lebih dari apa pun.
Selanjutnya, pertanyaan berpulang kepada diri kita, sudah sejauh manakah ikhtiar dan kesungguhan kita mewujudkan kecintaan kita kepada Allah Ta’ala, sehingga Allah pun mencintai kita.
Bukti konkret Allah mencintai kita adalah bila kelak Allah telah menetapkan kematian kita di atas Islam. Supaya kita mati dalam Islam, maka mari jadikan hati kita gembira tatkala beribadah kepada Allah.