Meskipun demikian, sebagaimana firman Allah, mereka ditimpa al-Ba’sa’ artinya al-Harbu (peperangan), adh-Dharra’ artinya asy-Syidda’u wal faqru (kesempitan dan kemiskinan) dan lain-lain yang serupa wa zulzilu (diguncang).
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, kaum Muslimin jamaah shalat dan khutbah Idul Adha rahimakumullah,
Coba perhatikan ketika orang dalam kondisi terguncang. Gemetar seluruh tubuhnya seakan ia dilanda gempa bumi, sehingga tidak mampu menguasai dirinya untuk tidak jatuh.
Mereka diguncangkan, dan guncangan itu membuat makhluk yang paling sabar di muka bumi, yakni Rasulullah berdoa: mata nasrullah (kapan pertolongan Allah datang).
Bayangkan orang paling sabar, paling banyak ibadahnya, shalatnya, puasanya, tilawahnya saja bisa terguncang sampai berdoa seperti itu kepada Allah ta’ala. Bagitulah beratnya pengorbanan itu.
Meluruskan Orientasi Sikap Rela Berkorban
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبْرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudaraku, kaum Muslimin jamaah shalat dan khutbah Idul Adha rahimakumullah,
Semua para nabi dan pengikutnya penuh dengan keringat pengorbanan ketika Islam dilecehkan mereka berkorban.
Kepada Anda semua yang hadir di lapangan ini, apa yang sudah Anda berikan untuk agama ini?