Teks Terbaru Khutbah Jumat Edisi tahun Baru 2023 Singkat. Betapa Pentingnya Muhasabah Diri

- 20 Desember 2022, 22:17 WIB
Teks Khutbah Jumat Edisi tahun Baru 2023 Singkat. Betapa Pentingnya Muhasabah Diri
Teks Khutbah Jumat Edisi tahun Baru 2023 Singkat. Betapa Pentingnya Muhasabah Diri /Pixabay

Di dalam Sunnah juga telah ditegaskan pensyariatan muhasabah sebagaimana dalam hadits Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ bersabda,

الكَيِّس مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعْدَ الْموْتِ

”Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan jiwanya dan beramal untuk setelah kematiannya.” [Hadits hasan riwayat At-Tirmidzi (2459)]

Imam At-Tirmidzi menjelaskan yang dimaksud dengan “Daana nafsahu / menundukkan jiwanya” adalah melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri di dunia ini sebelum dihisab pada hari kiamat.

Muhasabah juga termasuk amalan yang telah disepakati atau menjadi ijmak di kalangan para ulama. Imam Al-Izz bin Abdissalam rahimahullah berkata, ”Para ulama telah bersepakat atas wajibnya muhasabah terhadap diri sendiri dalam hal amal perbuatan yang telah dilakukan di masa lalu dan di masa yang akan datang. [Tafsir Ats-Tsa’labi 4/399]

Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu mengucapkan ungkapannya yang penuh hikmah yang sangat terkenal, ”Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah diri kalian sendiri sebelum kalian ditimbang, karena dengan menghisab diri kalian hari ini, akan memudahkan hisab di hari esok.

Bersiaplah untuk menghadapi pertemuan terbesar (hari kiamat). Ketika itu, kalian dipertemukan (diperlihatkan) dan tidak ada sesuatu apa pun pada kalian yang tersembunyi.” [Hadits riwayat Ahmad dalam bukunya Az-Zuhd, hal.177]

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, ”Sesungguhnya seorang mukmin itu lebih berhak terhadap dirinya sendiri. Ia menghisab dirinya mengenai ketaatannya kepada Allah. Hisab sebagian orang dipermudah pada yaumul hisab (hari perhitungan) karena mereka melakukan muhasabah terhadap dirinya di dunia. Hisab seseorang dipersulit karena mereka mengerjakan banyak hal tanpa muhasabah.”

Sedangkan Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, ”Yang paling berbahaya bagi seorang hamba adalah bila tidak melakukan muhasabah atau meremehkan suatu masalah. Sikap seperti ini membawa kepada kebinasaan dan itulah kondisi orang-orang yang tertipu.

Mereka menutup mata dan meremehkan hasil akhir dari sesuatu dan lebih mengandalkan ampunan sehingga dia tidak melakukan muhasabah terhadap dirinya dan merenungkan hasil akhirnya.

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x