Referensi Khutbah Jumat Terbaru Singkat Edisi 30 Desember 2022. Beriman dengan Hati, Lisan dan Perasaan

- 28 Desember 2022, 21:48 WIB
Referensi Khutbah Jumat Terbaru Singkat Edisi 30 Desember 2022. Beriman dengan Hati, Lisan dan Perasaan
Referensi Khutbah Jumat Terbaru Singkat Edisi 30 Desember 2022. Beriman dengan Hati, Lisan dan Perasaan /Pixabay

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ ، وَحَجِّ الْبَيْتِ
“Islam itu dibangun di atas lima perkara: bersyahat bahwa tidak sesembahan yang benar kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Menegakkan shalat. Menunaikan zakat. Berpuasa di bulan Ramadhan. Dan haji ke Baitullah.”

Ibadallah, Iman itu meliputi amalan hati, amalan anggota badan, dan ucapan lisan. Nabi ﷺ bersabda,

الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً، أَعْلاهَا شَهَادَةُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
“Iman itu terdiri dari tujuh puluh sekian cabang. Cabang paling tinggi adalah syahadat laa ilaaha illallaah. Dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Rasa malu juga merupakan cabang keimanan.”

Bentuk keimanan juga adalah mencintai Rasulullah ﷺ dengan kecintaan yang jujur. Yaitu kecintaan yang melahirkan sikap mengikuti beliau. Mengambil petunjuk beliau ﷺ. Beliau ﷺ bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidak beriman dengan sempurna salah seorang di antara kalian sampai aku menjadi orang yang paling ia cintai. Lebih dari cinta kepada orang tua, anak, dan seluruh manusia.”

Nabi ﷺ juga bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ : أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
““Tiga perkara yang membuat seseorang akan mendapatkan manisnya iman yaitu : Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya, dia mencintai saudaranya, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia benci kembali pada kekufuran sebagaimana dia benci dilemparkan dalam api.”

Di antara bentuk keimanan adalah dengan hati. Yaitu orang-orang yang beriman saling mencintai dan berkasih sayang.

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.”

Nabi ﷺ bersabda,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan.”

Di antara wujud keimanan dengan hati adalah seseorang menjaga amanah. Dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺ bersabda,

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah