Mendapatkan ridha-Nya adalah keberuntungan besar dan cita-cita yang tinggi. Dan ketauhilah! Surga itu diliputi dengan hal-hal yang dibenci sementara neraka dikelilingi oleh hal-hal yang menarik hawa nafsu. Dan balasan dari usaha tersebut akan disempurnakan nanti pada hari kiamat. siapa yang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka dia adalah orang yang sukses.
Ayyuhannas, Hati adalah wadah kebaikan dan keburukan dalam diri manusia. Ia juga menjadi titik inti keimanan dan kekufuran. Hati adalah pimpinan anggota badan karena dialah yang mengarahkan. Ia juga merupakan perangkat akal yang menyempurnakan pengetahuan. Oleh karena itu, baiknya hati baik pula anggota badan lainnya. Dan rusaknya hati, rusak pula anggota badan lainnya. Dari Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
“Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung).” [HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599]
Ibadallah, Hati adalah yang menentukan pilihan dan keinginan. Ia juga menjadi acuan dalam pembebanan syariat dan ujian. Dan ia juga menjadi patokan diterima atau tidaknya amalan. Juga yang menyebabkan dilipat-gandakannya pahala atau dosa. Dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
Niat adalah sebab yang menjadikan pahala bisa berlipat-lipat. Allah memberikan pahala pada niat-niat yang baik dan tidak menghukum niat-niat yang buruk. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ -فِيْمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى-، قَالَ: «إِنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ: فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ.