Naskah Khutbah Jumat Tema Bulan Syawal Singkat, Tetap Menjaga Kebiasaan Baik Seperti di Bulan Ramadhan

- 4 Mei 2023, 12:29 WIB
Naskah Khutbah Jumat Tema Bulan Syawal Singkat, Tetap Menjaga Kebiasaan Baik saat di Bulan Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat Tema Bulan Syawal Singkat, Tetap Menjaga Kebiasaan Baik saat di Bulan Ramadhan /pixabay

Ibadallah, Siapa yang menganggungkan bulan Ramadhan, maka bulan Ramadhan adalah waktu yang pasti berlalu. Tapi siapa yang mengagungkan Allah, maka Allah Maha Hidup dan tidak akan berlalu. Allah menyukai perbuatan ketaatan dan kebaikan yang dilakukan hamba-Nya di setiap waktu. Dan Allah membenci perbuatan kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.

Sesungguhnya di antara tanda diterimanya ketaatan, baik di bulan Ramadhan dan di waktu-waktu lainnya yaitu seseorang merasakan kelapangan dada dan kemudahan dalam melakukan perbuatan kebaikan dan menjaga diri dari yang diharamkan. Karena iman itu bertambah dengan ketaatan. Apabila sebuah ketataan diterima, akan bertambahlah imannya. Dan semakin besar semangatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyariatkan kepada kita di bulan-bulan lainnya hal yang sama yang kita lakukan di bulan Ramadahan kemarin. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا. فَقَامَ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya.” Lantas seorang Arab baduwi berdiri sambil berkata, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, yang senantiasa berpuasa, dan shalat pada malam hari di waktu manusia pada tidur.” [HR. Tirmidzi no. 1984. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan].

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita tentang sesuatu yang istimewa di surga. Yaitu tentang kamar-kamar. Bukan satu kamar, tapi banyak kamar. Tentang kamar yang orang di dalamnya bisa melihat bagian di luarnya. Dan dari luar mereka bisa melihat bagian dalamnya. Mereka merasakan keindahan dan kenikmatan memilikinya. Rasulullah mengabarkan kenikmatan ini kepada kita agar kita termotivasi dan semangat memilikinya.

Untuk siapa kenikmatan surga ini Allah sediakan? Untuk orang yang santun ucapannya. Baik ucapannya. Ia berinteraksi dengan manusia dengan ucapan yang baik. Ia berbicara dengan orang lain sesuai dengan kondisi dan kedudukan orang tersebut. Orang tua kita beda dengan anak kita. pemimpin kita beda dengan pegawai kita. Perbaguslah ucapan dengan mereka sesuai dengan kedudukan mereka masing-masing.

Ucapan yang baik adalah seseorang memperbanyak kalimat-kalimat yang baik, mengurangi ucapan yang mubah, dan menahan diri dari ucapan yang haram. Inilah maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” [Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47].

Kemudian kamar-kamar ini juga diperuntukkan kepada mereka yang memberi makan orang lain. Memberi makan adalah sebaik-baik sedekah dan ibadah. Yaitu kita berikan makanan kepada orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Kita memberi makan para tamu. Memberi makan anggota keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungan kita. dengan perbuatan tersebut kita berharap pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya,

وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا *إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” [Quran Al-Insan: 8-9]

Halaman:

Editor: Ade Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x