JURNAL MEDAN - Dalam hadis disebutkan bahwa shalat adalah tiang agama, maka barang siapa yang shalat, maka ia mendirikan tiang agama.
Sebaliknya, barang siapa yang tidak shalat, berarti meruntuhkan tiang agama.
Dalam hadis lain disebutkan pula, perbedaan antar mukmin dengan lainnya terletak pada shalatnya. Dengan mendirikan shalat tentu ciri-cirinya dapat diketahui.
Shalat berbeda dengan ibadah mahdhoh lainnya, karena shalat langsung dijemput oleh Rasulullah. Dengan begitu waktu shalat ditentukan langsung, sebagaimana disebutkan dalam Alquran:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Ibadah yang paling awal dihisab (dihitung) oleh Allah adalah shalat, sehingga sebaik-baik shalat dikerjakan di awal waktu.
Baca Juga: Hari Perawat Nasional, Jokowi: Mereka Tersenyum di Balik Masker