Arbi Sanit Pernah Sampaikan: Kini Musim Membangkit Kerajaan, Istana, Raja dan Ratu yang Berbahaya Bagi Negara

25 Maret 2021, 12:59 WIB
Salah satu pakar politik Indonesia Arbi Sanit dikabarkan meninggal dunia pada Kamis 25 Maret 2021 pukul 07.15 WIB /twitter/@SanitArbi/

JURNAL MEDAN - Ketua Pengurus Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Robikin Emhas dalam keterangan duka cita terkait wafatnya pengamat politik Arbi Sanit kembali mengingatkan tentang sosok yang kritis terhadap pemerintah tersebut.

Arbi Sanit, pakar politik UI, meninggal dunia Kamis 25 Maret 2021 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Robikin mengatakan, Arbi Sanit melalui laman Facebook-nya pernah menceritakan tentang kondisi bangsa saat ini.

"Sekarang musim membangkit kerajaan, bukan saja simbolik tapi disertai istana, raja dan ratu, punggawa, dengan pakaian dan upacara resminya," demikian postingan Arni Sanit di Facebook yang dikutip kembali Robikin Emhas.

Baca Juga: Horee...! Program Kartu Prakerja Gelombang 16 Mulai Dibuka Siang, Kuota 300 Ribu Peserta

Arbi Sanit kemudian menuturkan, ada pihak-pihak yang menanggapi situasi 'Membangkit Kerajaan' itu sebagai gejala kultural, ada yang menerima sebagai hak berkumpul dan berorganisasi sesuai konstitusi.

"Tetapi perlu dilihat secara politik," tegas Arbi Sanit menyampaikan opininya pada 19 Januari 2020.

Arbi Sanit juga menentang beberapa pihak yang mendeklarasikan kerajaan di NKRI tahun 2020 lalu.

"Gejala itu membahayakan visi bernegara masyarakat yang gagal dimatangkan oleh penguasa dan pemerintah. Malah kelakuan korup dan gila hormat penguasa membentuk ketidakpercayaan politik," jelas Arbi Sanit ketika itu.

Baca Juga: Suara Penjual Minyak Botol dan Tambal Ban di Kota Medan, Berharap Mendapat Perhatian Wali Kota

Arbi Sanit, menurut Robikin, adalah orang yang menghormati konsepsi dan institusi negara Indonesia. Ini wajib dilakukan oleh semua warga negara.

Itu sebabnya Arbi Sanit menilai tidak etis, tidak pantas, dan tidak lazim orang dan kelompok tertentu membentuk organisasi dengan label kerajaan yang berarti negara.

"Pembiarannya, menebari peluang membentuk Khilafah, Imperium, Kemaharajaan yang semuanya itu mengacaukan konsepsi bernegara. Maka kelompok dan organisasi pembentuk kerajaan atau negara perlu ditertibkan. Istilahnya atribut sampai upacara dan tempatnya (ditertibkan)."

Arbi Sanit adalah orang yang berjasa dalam mendirikan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) di tahun 1996 dan 1997. Saat itu demokrasi dipasung, pers dikungkung, dan suara rakyat tak dihitung.

Baca Juga: Kembali Dirilis, Ini Kode Redeem Free Fire Kamis 25 Maret 2021 Serta Cara Klaimnya

"Tokoh berintegritas ini tak beringsut oleh godaan, tekanan dan ancaman. Saya percaya Mas Arbi memilih masa depannya sendiri," ujar Robikin Emhas.

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler