JURNAL MEDAN - Kota-kota besar di dunia yang maju, sukses, dan punya peradaban pasti memiliki karakter. Inilah yang ditegaskan Wali Kota Bogor Bima Arya dalam masa kepemimpinannya.
"Kita tahu kota-kota di dunia yang maju dan memiliki peradaban pasti memiliki karakter," tegas Wali Kota Bogor Bima Arya dalam acara Klarifikasi Forum Pimred PRMN pekan lalu.
Seorang kepala daerah atau Wali Kota, kata Bima Arya, harus berpikir bagaimana memudahkan warganya.
Warga Bogor harus nyaman dan aman hidup di kotanya, termasuk para tamu yang mengunjungi kota tersebut.
Dari awal kepemimpinannya di Bogor, Bima Arya telah memiliki visi misi akan seperti apa Kota Bogor ke depan.
Dan tentu saja membuat sebuah kota ber-karakter bukan pekerjaan satu malam.
"Kami butuh waktu sekitar 2 tahun menata ribuan angkot menjadi 20 badan hukum," ujar Bima Arya menjelaskan usahanya untuk mengubah wajah Kota Bogor.
Pemkot Bogor sejak awal telah menghitung 3 angkot akan ditukar menjadi satu bus.
Kemudian Bima juga memikirkan nasib sopir angkot yang harus digaji sampai bahan bakar bis juga disubsidi.
"Hingga kini sudah ada 47 bis dari hasil ratusan angkot ditukar jadi bis," katanya.
Bima Arya juga berbicara tentang ruang terbuka publik di Bogor yang harus nyaman.
"Kami kemudian menata taman-taman kota. Warga harus nyaman dan aman hidup di Bogor. Titik-titik kesemrawutan kami bereskan dan kami bersihkan," ujarnya.
Baca Juga: Resep Sup Ayam Bening, Sehat dan Nikmat Hingga Suapan Terakhir, Cocok Untuk Musim Dingin
Wali Kota Bogor dua periode itu kemudian mengibaratkan kondisi geografis Kota Bogor seperti Vatikan di Roma.
Ia sekaligus menanggapi isu pemekaran dan integrasi Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
"Kota Bogor itu seperti Vatikan. Kuningnya ada di tengah, dikelilingi putih-putih. Kita tahu warga Bogor juga banyak yang bekerja di Jakarta."
Maka terpenting adalah bagaimana transportasi dan integrasi Bogor dengan kabupaten.
"Bagaimana warga keluar masuk kota Bogor nyaman," tegasnya.
Selain itu, Kota Bogor juga telah menerapkan zonasi sejak awal kepemimpinan Bima Arya.
Ada daerah untuk wisata, untuk perbelanjaan, taman-taman, wilayah pendidikan, hingga pusat pemerintahan.
"Semua kita atur di tata kota dan tata ruang. Jadi gak numpuk di satu tempat," jelasnya.
Bima Arya juga menegaskan sejarah Kota Bogor yang sejak zaman kolonial merupakan kota peristirahatan, kota nyaman, aman, tentram dan tak banyak masalah.
"Jadi orang ke Bogor itu berwisata karena sejuk. Ini yang akan kami pertahankan dan jaga. Bogor tidak akan pernah jadi kota metropolitan karena gak cocok dengan sejarah dan warganya."
Menutup penjelasannya, Bima Arya juga telah mempersiapkan posisi Kota Bogor jika nantinya Jakarta sudah tidak menjadi ibu kota RI.
Menurut dia, Bogor harus mengambil peluang emas tersebut dengan menjadikan kotanya berkarakter, maju, dan sejahtera.
"Jakarta kan sebentar lagi gak berstatus ibukota. Nah ini banyak yang dapat dampak positif. Pertanyaannya, integrasi dengan Jabodetabek seperti apa kalau Jakarta sudah tidak lagi jadi ibukota. Itu sudah kami pikirkan," ujarnya. ***