Ketua Tim TGPF Tragedi Kanjuruhan Buktikan Sepakbola Indonesia Dalam Bahaya Karena Tak Dikelola Profesional

12 Oktober 2022, 15:08 WIB
Ketua TGPF Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD. TGPF Tragedi Kanjuruhan bakal berkoordinasi dengan FIFA terkait aturan pelaksanaan pertandingan sepakbola. /PMJ News /

JURNAL MEDAN - Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Tragedi Kanjuruhan Mahfud MD membuktikan bahwa sepakbola Indonesia dikelola tak profesional.

Tragedi kerusuhan Kanjuruhan menewaskan 132 suporter, mayoritas Aremania, ternyata menjadi ajang saling lempar tanggung jawab antara pihak terkait. Terlihat jelas tidak ada sikap profesional.

Mulai dari PSSI selaku badan otoritas sepakbola nasional, kemudian PT LIB selaku operator kompetisi hingga Panitia Penyelenggara (Panpel) dan pemegang hak siar, Indosiar.

Baca Juga: Profil dan Biodata Ahmad Riyadh, Exco PSSI yang Tegaskan Mengundurkan Diri Bukan Solusi Tragedi Kanjuruhan

Semua pihak tersebut tidak ada yang berani bertanggung jawab sementara korban paling banyak adalah suporter yang merupakan aset terbesar sepakbola.

"Terjadi saling menghindar dari tanggung jawab operasional lapangan seperti antara PT LIB, PSSI, Panpel, bahkan Indosiar menjadi bukti bahwa penyelenggaraan liga agak kacau," kata Mahfud MD dalam keterangannya, Rabu, 12 Oktober 2022.

Mahfud MD mengatakan TGPF bekerja berdasarkan instruksi Presiden Jokowi sekaligus menjadi pembelajaran dan perbaikan sepakbola ke depan.

Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka sepakbola Indonesia dalam bahaya sehingga TGPF akan menyiapkan rekomendasi ke depan.

Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Versi Polri, Total 678 Orang Dengan Rincian 131 Tewas, 547 Luka Berat dan Ringan

"TGIPF akan menyerahkan laporan kepada Presiden Jumat atau Senin mendatang," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan otoritas sepakbola dunia FIFA segera mengunjungi Indonesia untuk berdiskusi dengan pemerintah.

"Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah," kata Jokowi pada Jumat 7 Oktober 2022.

Salah satu tujuan kedatangan FIFA menurut Jokowi adalah membentuk Tim Transformasi sepak bola Indonesia.

Baca Juga: Seluruh Laga J.League Hingga Pekan Terakhir Diawali Mengheningkan Cipta Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Tim Transformasi tertera dalam salah satu poin surat FIFA yang diterima Presiden Jokowi usai berbicara dengan Presiden FIFA Gianni Infantino pada 3 Oktober lalu.

Jokowi juga memastikan Tim Transformasi berkantor di Indonesia selama bertugas untuk membantu memperbaiki sepakbola di Tanah Air.

"FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut," tegas Jokowi.

Sepakbola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA terkait tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 1 Oktober 2022.

Baca Juga: 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Fakta Venue Tidak Diverifikasi PT LIB, Terkait Dengan Keselamatan Penonton

"Alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA," ujar Presiden Jokowi.

Adapun langkah kolaborasi antara Indonesia dan FIFA dalam rangka memperbaiki sepakbola Indonesia sebagai berikut:

1. Membangun standar keamanan stadion di seluruh stadion yang ada di Indonesia.

2. Memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional.

Baca Juga: Sebut Aremania Sok Jagoan di Kanjuruhan, Ade Armando Jadi Sotoy: Suporter Aset Terbesar di Industri Sepakbola

3. Melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama.

4. Mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada.

5. Menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya.***

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler