Menuju Hari H Pemilihan, Elektabilitas Prabowo-Gibran Terus Tinggi, Survei Temukan Fakta Unik dengan Anomali

2 Februari 2024, 20:19 WIB
Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Emil Elestianto Dardak di Kampanye Akbar Partai Demokrat yang dihadiri Prabowo Subianto dan AHY di Malang, Jawa Timur. /Instagram @agusyudhoyono /

JURNAL MEDAN - Tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Gibran makin jauh mengungguli pasangan lainnya yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Survei terbaru Dinamika Survei Indonesia (DSI) menyatakan elektabilitas Anies dan Ganjar mentok alias tak dapat bergerak naik lagi.

Survei DSI yang berlangsung pada 15-27 Januari 2024 di 34 provinsi seluruh Indonesia melibatkan 1.880 responden dengan menggunakan sampel Multistage Random Sampling.

Baca Juga: PSMS Medan Siap Tempur di Laga Pamungkas Liga 2, All Out Attack Bentrok Lawan PSIM Yogyakarta

Margin error 2,21 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner

"Responden ditanyai siapa presiden yang akan dipilih jika Pilpres diadakan saat ini. Sebanyak 52,1 persen publik mengaku akan memilih Prabowo-Gibran sementara Ganjar Pranowo-Mahfud MD dipilih sebanyak 30,7 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar hanya mendapatkan simpati sebesar 11,3 persen dan tidak memilih 5,9 persen," kata direktur eksekutif DSI Alvian dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Februari 2024.

Namun dari penilitian ini ditemukan adanya anomali sosial yang terjadi di masyarakat, khusus pada pemilih muda berusia 17-35 tahun yang dalam penelitian ini jumlahnya 58,9 persen.

Alvian menjelaskan survei DSI ingin mengetahui bagaimana pendapat mereka tentang arah yang dituju negara dibawah kepemimpinan Jokowi dan permasalahan apa yang paling penting bagi mereka, serta apa pendapat mereka mengenai pemerintah dan para pemimpinnya.

Baca Juga: Pemilih Loyal Jokowi Jatuhkan Pilihan ke Prabowo-Gibran, Ini Hasil Survei PSI Mengukur Pengaruh Cawe-cawe

Para pemilih muda berpendapat bahwa lembaga-lembaga ekonomi dan politik di Indonesia tidak memberikan dampak yang positif untuk mereka.

Mereka juga tidak mempercayai kekuatan dan kemampuan Jokowi untuk memperbaiki keadaan perekonomian, dimana 72,8 persen responden merasa pesimis terhadap masa depan dan 78,9 persen mengatakan negara ini secara keseluruhan 'berada di jalur yang salah.'

"Survei tersebut menemukan bahwa sebanyak 89,3 persen para pemilih muda di Indonesia sangat khawatir tentang akses terhadap penguasaan perekonomian yang lebih menguntungkan kelompok kaya dan korporasi di lingkaran kekuasaan saja," ujarnya.

Lembaga survei DSI diketahui berada di bawah sebuah organisasi kumpulan pengamat intelejen bermarkas di Washington, Amerika Serikat yang bernama OSI (Ordo of Scientific Intelligence) menyampaikan kaum muda khawatir mengenai standar dasar dalam hidup.

Baca Juga: PSMS Medan vs Semen Padang Sama Kuat, Legimin Raharjo Belum Hitung-hitungan Lolos, Kerja Keras Dulu!

Selain pesimisme mereka terhadap masa depan negara, para pemilih muda juga merasa pesimis terhadap jalan hidup mereka sendiri.

Pemilih muda menyatakan keyakinan mereka bahwa status quo ekonomi sangat merugikan generasi muda.

Dimana 89,3 persen responden setuju dengan pernyataan bahwa korporasi mempunyai kekuasaan yang terlalu besar.

Sedangkan 88,7 persen setuju bahwa sistem ekonomi secara tidak adil dan terlalu memihak kelompok kaya.

Baca Juga: Faktor Jokowi Bikin Elektabilitas Prabowo-Gibran di Atas 50 Persen, Survei Ini Sebut Pilpres 2024 Satu Putaran

Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto menilai mengakui keunggulan Prabowo-Gibran dan masih stabil di peringkat teratas.

"Kalau kita lihat unggulnya Prabowo-Gibran karena elektabilitasnya yang masih tinggi," kata Bambang kepada wartawan, Jumat, 2 Februari 2024.

Prabowo-Gibran juga lebih diuntungkan dengan adanya Jokowi sebagai figur yang menjadi daya magnet masyarakat.

"Prabowo-Gibran lebih diuntungkan dengan adanya Jokowi sebagai figur yang jadi daya magnet masyarakat," ujar Bambang.

Baca Juga: Legimin Rahardjo Ditunjuk Sebagai Caretaker, Manajemen PSMS Medan Tak Buru-buru Cari Pelatih Kepala

Saat ini naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran karena adanya dorongan dari sikap Jokowi yang terus memperlihatkan dukungan secara tidak langsung melalui pertemuan yang di-posting di media sosial dengan Prabowo beberapa waktu lalu.

"Elektabilitas Prabowo-Gibran naik karena adanya dorongan dari sikap Jokowi yang terus memperlihatkan adanya dukungan secara tidak langsung, melalui pertemuan dengan Prabowo," ucapnya.

Namun, saat ditanyakan terkait anomali sosial yang terjadi di masyarakat khusus pada anak muda, Bambang menyebutkan hal itu terjadi karena kurangnya perhatian Jokowi kepada anak muda.

Sebab, banyak kaum milenial yang saat ini belum bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

Baca Juga: PSMS Bekap Klub Liga 3 Sumut Ratu FC, Coach Miftah Blak-blakan Soal Target Ujicoba Jelang Babak 12 Besar

"Khawatirnya kaum muda dalam standar dasar hidup, karena kurangnya perhatian Jokowi kepada anak muda, pasalnya banyak kaum milenial yang saat ini belum bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah,"jelasnya,

Selain itu, kekhawatiran lain dalam ekonomi adalah pemerintah Jokowi masih menyampingkan perhatian kepada UMKM yang saat ini belum berjalan dengan baik, dimana banyak UMKM tutup dan kalah bersaing dengan perusahaan besar memiliki modal kuat.

"Pemerintah Jokowi masih menyampingkan perhatian kepada UMKM yang saat ini belum berjalan dengan baik, dimana banyak UMKM tutup dan kalah bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki modal kuat," bebernya.

Menurut dia, Gibran sebagai perwakilan anak muda harus membangkitkan UMKM dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena peran UMKM dalam perekonomian juga cukup besar.

Baca Juga: Siap-siap! Stadion Teladan Segera Penuhi Standar FIFA, Renovasi Dijadwalkan Rampung Oktober 2024

Kemudian banyak pemilik modal yang lebih mementingkan usahanya ketimbang membantu mengembangkan UMKM yang selama ini telah ikut serta dalam pembangunan ekonomi.

"Hal ini yang harus diperhatikan Gibran untuk mendongkrak UMKM menjadi lebih besar," jelasnya.

Sementara itu, pengurus Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud, Surya Vadiantara mengatakan hasil survei DSI terkait kekhawatiran kaum muda atau kaum milenial terhadap kepemipinan Jokowi dalam mengurus ekonomi, membuktikan pemerintah Jokowi-Maruf Amin belum mampu membantu kaum muda dalam perekonomian.

Dimana saat ini masih banyak anak muda yang sulit mencari pekerjaan dan tingkat pengangguran anak-anak muda masih tinggi.

Baca Juga: Silaturahmi Bersama Presidium Gerakan Rakyat, Untuk Pertama Kalinya JK Tegaskan Dukung AMIN di Pilpres 2024

"Peran anak muda terhadap bangsa ini sangat besar sehingga ini akan mempengaruhi suara pemilih muda dalam pilpres 2024," ujar Surya.

Menurut dia, Gibran tidak akan mempengaruhi pemilih muda pada pilpres 2024 ini karena kekecewaannya terhadap kepemimpinan Jokowi.

"Tentunya Gibran sebagai cawapres tidak akan bisa mempengaruhi pemilih muda, karena kecewa terhadap kepemimpinan Jokowi," ucapnya. ***

 

Editor: Arif Rahman

Tags

Terkini

Terpopuler