Meski demikian, Wempy tetap mengingatkan pilpres masih jauh sehingga pertemuan Nasdem dan Golkar hanyalah manuver politik semata untuk menaikan posisi tawar dalam koalisi yang ada hari ini.
Apalagi kedua partai tersebut merupakan mitra koalisi pemerintah saat ini.
"Jadi menurut saya rencana koalisi yang dibangun masih sangat rapuh ditengah partai masih membutuhkan posisi kekuasaan dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin," ujarnya.
Selain itu, pembahasan RUU Pemilu yang menjadi salah satu faktor penentu harus diperhitungkan. Awalnya, Nasdem dan Golkar getol mendorong revisi, tapi dalam perjalanan, kemudian ada komunikasi dengan Presiden Jokowi, semuanya berbalik arah.
"Bisa saja pembahasan konvensi dan koalisi Nasdem-Golkar bubar di tengah jalan jika tidak kuat menghadapi dampak politis dari koalisi yang dibangun terlalu dini tersebut. Bisa saja Jokowi akan merapihkan kembali kabinetnya dan membuang partai-partai yang tidak sejalan lagi menuju 2024," kata Wempy. ***