Awas, Kapal Perang China yang Menggeruduk Indonesia Perlu Diwaspadai

- 12 Mei 2021, 01:37 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta. /Foto: Dok. PKS/

JURNAL MEDAN - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengingatkan Kemenhan, TNI, BAIS dan stakeholder pertahanan nasional untuk mewaspadai tujuan dibalik kapal-kapal perang China yang menggeruduk Indonesia beberapa waktu terakhir.

Seperti diketahui kapal-kapal perang China itu datang ke Indonesia untuk membantu penanganan tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402.

Sukamta mengatakan tentang keamanan dan data laut Indonesia sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan.

Baca Juga: Tok! Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1442 H Jatuh pada Kamis 13 Mei 2021

"Beberapa kali kita menemukan sea glider yang diduga milik China tanpa izin diduga sedang mengumpulkan data laut Indonesia," demikian keterangan pers Sukamta, Selasa 11 Mei 2021.

Setiap pergerakan militer asing harus diwaspadai, termasuk ketika operasi kemanusiaan berupa bantuan Angkatan Laut China kepada Indonesia dalam penanganan KRI Nanggala 402.

Sukamta menuturkan, dua kapal perang China yaitu Xing Dao-863 dan Ocean Tug Nantuo-185 merupakan kapal penyelamat dan pengangkat kapal untuk membantu pengangkatan Nanggala 402.

Ada juga kapal Scientific Salvage Tan Suo 2 yang merupakan kapal penelitian ilmiah. Kapal beroperasi di bawah Institut Sains dan Teknik Laut Dalam dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Almarhum Sapri Pantun Memiliki Jiwa Pengusaha Semasa Hidup

"Ini patut diwaspadai. Kapal ini bisa menjalankan tugas ganda yaitu membantu pengangkatan Nanggala 402 sekaligus mengumpulkan data tentang laut Indonesia," kata Anggota Fraksi PKS tersebut.

Sukamta juga memberikan catatan dengan adanya latihan kapal perang bersama antara TNI Angkatan Laut Indonesia dengan angkatan Laut China.

"Latihan bersama merupakan hal penting untuk saling memahami dan komunikasi antar negara namun kami memberi catatan apakah latihan kapal perang ini akan memberikan pemahaman ketika kelak masing-masing pihak bertugas menjaga perbatasan wilayah laut negara? Atau latihan ini membuka peluang pengumpulan data-data tentang laut dan kekuatan alutsista Angkatan Laut Indonesia?"

Jangan Terseret Konflik AS-China

Beberapa pekan terakhir kapal-kapal perang China berdatangan ke Indonesia di tengah memanasnya hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yaitu Australia tentu memiliki maksud politik.

Baca Juga: Apresiasi 100 Hari Kerja Kapolri, Ini Harapan Forum Komunikasi Suporter Indonesia

Muncul dugaan bahwa kapal Australia sengaja meninggalkan KRI Nanggala 402 lebih awal karena tidak ingin berkonfrontasi langsung atau diketahui data-data kapal perang yang Australia gunakan.

"Aktivitas kapal perang China di wilayah Indonesia tentu memberikan kesan dunia internasional tentang posisi Indonesia. Indonesia harus bersikap bebas aktif, jangan sampai terseret dalam konflik AS dengan China," ujarnya.

Ketua BPPLN DPP PKS ini pun mengajak pemerintah RI TNI untuk memastikan keamanan data laut Indonesia dan tidak turut terperangkap dalam konflik  di Laut China Selatan.

Sebagai informasi, kapal yang digunakan AL China dalam latihan bersama dengan TNI AL adalah kapal perang Liuzhou 573 (FFGHM) dan Suqian 504 (FSGHM), merupakan jenis kapal untuk patroli laut dan seringkali ditemukan melanggar batas di Laut Natuna.

Baca Juga: 10 Kutipan Romantis yang Cocok untuk Status Facebook, WhatsApp, dan Instagram

Selain itu, beberapa waktu yang lalu berlangsung latihan gabungan antara AS, Jepang, India, dan Australia di Samudra Hindia. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah