Ulasan Fakta Vaksin Nusantara dari Siti Fadilah dan Chairul Anwar Nidom: Bisa Atasi Covid-19, Ebola Hingga HIV

- 24 Agustus 2021, 19:12 WIB
Ilustrasi Vaksin Nusantara
Ilustrasi Vaksin Nusantara /Pexels/Artem Podrez

JURNAL MEDAN - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari bersama Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular UNAIR (Universitas Airlangga) Prof drh Chairul Anwar Nidom mengungkapkan fakta mengejutkan dari Vaksin Nusantara, yang dirancang oleh dr Terawan Agus Putranto.

Dalam kanal YouTube Siti Fadilah Supari Channel yang diposting pada 18 Agustus 2021 itu, menegaskan jika keampuhan Vaksin Nusantara ini tak hanya bisa membuat kekebalan tubuh terhadap Covid-19 saja, melainkan juga mampu mencegah virus seperti Ebola dan HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Siti Fadilah Supari bersama Chairul Anwar Nidom menegaskan, metode imunoterapi dengan dendritik sel tubuh manusia pada Vaksin Nusantara yang digagas Terawan Agus Putranto sangat terbukti ampuh mencegah virus Covid-19, Ebola hingga HIV.

Baca Juga: Kementerian Agama Anggarkan Rp233 Miliar untuk Bantuan Pesantren, LPQ, dan MDT: Ini Link Pengajuannya

Bahkan dari hasil penelitian terkait Vaksin Nusantara ini, Imunoterapi dapat memperlambat, menghentikan perkembangan sel kanker, serta mencegahnya penyebaran ke organ lain.

Menurut Siti Fadilah Supari, imunoterapi tersebut diyakini bisa menuntaskan masalah pandemi Covid-19 di Indonesia hingga penyakit lainnya.

"Kuncinya yang sama dari hal itu adalah dendritik sel, bagian natural dari inflamasi dalam tubuh, Makanya saya langsung cocok hipotesis beliau (Terawan), saya kan lansia, saya rela jadi relawan. Saya punya komorbid," kata Siti Fadilah di dalam video YouTube yang berjudul 'Siti Fadilah & Nidom : Vaksin Nusantara Harapan Yang Tertunda' dikutip Jurnal Medan, Selasa, 24 Agustus 2021.

Baca Juga: Dokter Eva Nyatakan Perang Terhadap Muhammad Kace, Tak Rela Agama Jadi Modus Adu Domba Anak Bangsa

Siti Fadilah mengaku, setelah mendapat suntikan Vaksin Nusantara besutan Terawan Agus Putranto, dirinya merasa lebih baik dari sebelumnya.

"Saya sudah di suntik (vaksin nusantara), oh rasanya itu enak banget. Di ceritain bu Terawan, adik pak Terawan, sodara pak Terawan, pusing-pusing saya ilang, kaku-kaku saya ilang, itu setelah saya di suntik sel dendritik sel saya seger banget," tegas Siti Fadilah.

"Itu yang kaku-kaku namanya sudah tua, kurang olahraga. Tadinya saya nggak bisa naik tangga ini prof, tapi setelah di suntik (Vaksin Nusantara), tanpa terasan tuk tuk tuk (bisa naik tangga)," sambungnya.

Baca Juga: Sambut Kedatangan Ardelia Muthia Zahwa dan Rifaldy Prayoga, Bobby Nasution Janji Beri Beasiswa Pendidikan

Oleh sebab itu, menurut Siti Fadilah, Vaksin Nusantara ini lebih bagus dari vaksin Covid-19 konvensional lainnya.

"Yang jelas dendritik sel kita tidak akan berbahaya untuk kita sendiri. Apalagi untuk kalangan lanjut usia (lansia) dan penderita komorbid, terapi ini jauh lebih aman dibandingkan vaksin konvensional," tutup Siti Fadilah.

Ditempat yang sama, Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular UNAIR Prof drh Chairul Anwar Nidom sangat berharap Vaksin Nusantara sebagai solusi mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Kemendikbud Jadwalkan September 2021 Salurkan Bantuan Kuota Internet Gratis Bagi Pelajar, Siapkan Syarat Ini

"Saya berharap inilah jalan keluar dari pandemi atau dari virus-virus yang tidak bisa didekati dengan vaksin konvensional. Bahkan, dengan Vaksin Nusantara, berbagai penyakit dapat diatasi seperti demam berdarah, HIV, Ebola. Itu benar-benar solusi yang sangat luar biasa," kata pria yang akrab disapa Nidom ini.

Bahkan, Nidom menegaskan, pada Vaksin Nusantara tidak terdapat KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) seperti yang disebutkan BPOM.

"Orang disuntik Vaksin Nusantara tidak ada tuh, yang di Surabaya ga ada tuh, mereka malah aktif senam dan sebagainya," ungkap Nidom.

Baca Juga: BLT Anak Sekolah Rp4,4 Juta Bakal Cair dari Kemensos, Buruan Lengkapi Syarat dan Cek Daftar Penerima!

Dalam perbincangan antara Siti Fadilah dan Nidom, ditegaskan bahwa Turki sudah memesan Vaksin Nusantara sebanyak 5,2 juta dosis.

"Saya dengar, katanya Turki sudah memesan sebanyak 5,2 juta dosis," papar Nidom.

Karena hal tersebut, Nidom memuji gagasan Terawan Agus Putranto, yang telah membuat Vaksin Nusantara itu.

"Saya terus terang salut dengan Pak Terawan mencetuskan ide itu, bisa membelokkan dendritik sel yang untuk kanker digunakan untuk infeksi. Itu hebat benar," tegas Nidom.

Baca Juga: Lord Adi Siap Bertualang di Galaxy Lain, Bikin Konten YouTube Hingga Collab Bersama Chef Arnold

"Vaksin nusantara itu bisa bertahan puluhan tahun. Ini kan sudah diaplikasikan pada manusia, jadi nggak perlu dilakukan kepada hewan coba. Jadi itu akan rancu, karena sistem imunnya kan berbeda dengan vaksin konvensional," lanjutnya.

Orang-orang yang minta di uji di hewan itu tidak logis, nggak ngerti masalah. Apalagi dendritik sel di hewan itu sudah berbeda beda," tutur Nidom.

Kedepannya, Nidom berharap Vaksin Nusantara bisa menjadi solusi pemerintah Indonesia untuk mandiri mengatasi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jika Peserta Belum Vaksin, Apakah Bisa Ikut Ujian SKD CPNS 2021?

"Jadi harapan itu, saya benar benar besar melihat ini. In sha allah ini jawaban, dan ini ada pandemik (covid-19) ini lapangannya. Covid ini alat untuk melihay teori ini, saya sebagai peneliti, sudah melihat hasilnya di Surabaya," tutup Nidom. (***)

Editor: Ahmad Fiqi Purba


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah