Survei TBRC: 89 Persen Masyarakat Puas Penanganan Covid 19, Nama Airlangga Muncul Sebagai Capres Kuat

- 4 September 2022, 17:04 WIB
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjanjikan stabilitas politik dalam investasi Tiongkok saat menemui delegasi Partai Komunis China (PKC) di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menjanjikan stabilitas politik dalam investasi Tiongkok saat menemui delegasi Partai Komunis China (PKC) di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (31/8/2022). /dok. Golkar/

Sebanyak 90,4 persen menginginkan presiden yang memiliki kemampuan mengelola perekonomian nasional.

Sosok presiden yang mampu memberikan dampak bagi peningkatan perekonomian keluarga, masyarakat, sehingga memunculkan nama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Kemudian 70,9 persen menginginkan sosok presiden yang tidak bisa dikontrol oleh kebijakan negara asing dan oligarki nasional serta internasional.

Sebanyak 38,8 persen menginginkan sosok presiden yang tegas dan berwibawa, serta 30,4 persen menginginkan presiden dekat dengan rakyat dan merakyat.

Baca Juga: Panaskan Mesin Politik, Megawati Wanti-wanti Kader PDIP, Jangan Sampai Kena Diabetes dan Darah Tinggi

Dari hasil survei sosok presiden yang diinginkan masyarakat tersebut, kemudian dilakukan simulasi pasangan capres - cawapres dengan kombinasi militer dan sipil.

Hasilnya, 39,5 persen menginginkan tokoh dari kalangan sipil dan 37,7 persen dari kalangan militer, selebihnya 22,8 persen tidak menjawab.

Ketika dilakukan simulasi 4 pasang capres - cawapres komposisi kalangan militer - militer vs sipil - sipil atau sipil - militer, dengan pertanyaan tertutup kepada 2400 respoden, jika Pilpres digelar hari ini, maka pasangan Airlangga Hartarto - Anies Baswedan (KIB) dipilih sebanyak 26,3 persen.

Kemudian Prabowo Subianto - Agus Harimurti Yudhoyono (Gerindra - Demokrat) dipilih sebanyak 23,6 persen. Lalu Andika Perkasa - Tito Karnavian (Nasdem, PKS dan PKB) dipilih sebanyak 17,3 persen.

Baca Juga: Viral Ikan Dewa di Cibulan Mati Lalu Diadzani dan Dikafani, Buya Yahya: Islam Tidak Mengajarkan Itu

Halaman:

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x