Anies Baswedan Bicara Kill The Messenger di Hadapan Najwa Shihab, Sebut Tidak Ada Kasus Pun Diada-adakan

- 30 September 2022, 15:01 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyapa wartawan saat menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (7/9/2022). Anies Baswedan memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait penyelenggaraan Formula E. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyapa wartawan saat menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (7/9/2022). Anies Baswedan memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait penyelenggaraan Formula E. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc. /Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

JURNAL MEDAN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan strategi Kill The Messenger di era digital sangat mudah dilakukan.

Anies menyebut Kill The Messenger sebagai tantangan besar bagi demokrasi karena sifatnya mematikan si penyampai pesan, dalam hal ini media dan jurnalis.

Anies Baswedan menyinggung upaya Kill The Messenger yang menimpa sejumlah media dengan berbagai cara seperti peretasan awak Narasi TV pimpinan Najwa Shihab.

Baca Juga: Anies Baswedan Respons Laporan Dirinya ke Bawaslu RI Terkait Tabloid di Malang, Malah Tanya Balik: Memang Ada?

Kemudian Kill The Messenger juga dialami media seperti Tempo, Tirto, hingga menimpa aktivis dan jurnalis yang tujuannya membuat takut dan mengintimidasi.

"Kalau Kita bicara tantangan demokrasi hari-hari ini teman-teman, strategi yang kerap dilakukan adalah Kill The Messenger," kata Anies Baswedan di acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2022 di The Tribrata, Jakarta, Jumat, 30 September 2022.

Menurut Anies, di dalam skenario Kill The Messenger terdapat pesan dan si penyampai pesan, tetapi kemudian pesan dan si penyampai pesan itu yang dihajar dan dijatuhkan.

"Jadi yang dilakukan adalah menciptakan cerita-cerita bahkan fitnah. Membuat si penyampai pesan, kredibilitasnya menjadi jatuh sehingga pesannya tidak bisa dipercaya," ujarnya.

Baca Juga: Yunarto Wijaya Melihat Logistik dan Jaringan Raksasa Anies Baswedan - AHY: Dibackup SBY, JK, Surya Paloh, PKS

Kill The Messenger menurut Anies juga bertujuan membatasi ruang gerak publik dengan cerita-cerita sehingga kritik dibalas intrik, argumen dibalas sentimen.

"Tidak ada kasus pun diada-adakan. Itu strategi Kill The Messenger yang menurut saya harus diwaspadai. Karena sekali lagi, serangan seperti itu sangat mudah dan sangat bisa terkena siapapun," ujar Anies.

Najwa Shihab yang juga hadir di acara tersebut meminta masyarakat untuk lebih kritis dalam memilih informasi kemudian baru mencernanya.

Ia berpesan kepada generasi muda agar bisa membedakan dengan cara mencari tahu informasi valid, mana yang propaganda, dan mana disinformasi.

Baca Juga: Netizen Puji Langkah Cerdas Anies Baswedan Saat Kena Framing Media, Tak Lapor Dewan Pers, Malah Promosi Gratis

"Mampu membedakan (apakah) ini valid, ini propaganda, ini misinformasi," tegas Najwa Shihab.

Menurut dia, gelombang informasi yang ada saat ini membuat banyak orang kesulitan mengambil keputusan secara bebas dan berkualitas.

"Kalau kita tidak sadar informasi yang kita dapatkan, itu tidak membantu kita [...] menghadapi situasi yang berat hari-hari ini," kata Najwa Shihab.

Istilah Kill The Messenger muncul pertama kali di tahun 1996 saat seorang jurnalis media lokal di Amerika Serikat (AS) mengungkap skandal narkoba yang melibatkan CIA.

Baca Juga: Langkah Politik Anies Baswedan Pasca Tak Lagi Menjabat Gubernur DKI Jakarta: Nanti Itu, Masih Kejauhan

Berdasarkan film Hollywood berjudul Kill The Messenger yang diambil kari kisah nyata, jurnalis yang bernama Garry Webb sempat bikin CIA kelabakan.

Tulisan Webb mempermalukan banyak surat kabar besar. Bagaimana mungkin sebuah media kecil bisa membuat jurnalisme investigasi yang bisa meledak dan viral?

Kill The Messenger terjadi saat surat kabar nasional AS yakni The Washington Post, The New York Times dan The Los Angeles Time membuat investigasi tersendiri yang menyerang validitas artikel Webb.

Raksasa media itu mempermasalahkan sumber yang didapatkan Webb sekaligus mencari-cari celah kesalahan dalam jurnalisme investigasi Webb.

Baca Juga: FIX! Anies Baswedan Disebut Lemah dan Sok Cool Jika Tidak Laporkan Sosok Ini ke Bareskrim Polri

Beberapa tahun kemudian Webb ditemukan tewas dengan dua luka tembak di kepala.

Polisi menyebut Webb bunuh diri, tetapi sebagian publik beranggapan Webb memang sengaja dibunuh. ***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah