Tetapi, sayangnya pihak LIB menolak permintaan tersebut dan tetap menyelenggarakan pertandingan pada malam hari.
Menurut Retno, membawa anak-anak dalam kerumunan massa sangat berisiko, apalagi di malam hari, karena ada kerentanan bagi anak-anak saat berada dalam kerumunan.
Selain itu, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam kerumunan terhadap anak-anak.
Sementara itu, di sisi lain masyarakat membutuhkan hiburan sepakbola setelah selama dua tahun menonton langsung dilarang akibat pandemi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari Ini Selasa 4 Oktober 2022: Manfaatkan Peluang Sebaik Mungkin
"Pemerintah segera melakukan penyelidikan terhadap tragedi ini yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa, korban luka, termasuk anak-anak dengan membentuk tim penyelidik independen," pungkas Retno.
Sebagai informasi, di negara Eropa dengan sistem kompetisi yang sudah matang dan lebih maju, anak-anak dibawa ke stadion sebagai gambaran kualitas industri sepakbola.
Anak-anak diizinkan masuk stadion bersama orangtuanya sehingga mereka bisa menikmati hiburan dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Situasi seperti ini bisa terjadi di sebuah negara yang memiliki sistem lebih rapi dan advanced karena industri sepakbola bisa dinikmati semua kalangan, termasuk anak-anak.***