JURNAL MEDAN - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah bertanggung jawab menyeluruh terhadap korban tragedi kerusuhan Kanjuruhan, terutama anak-anak.
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan beberapa anak-anak menjadi yatim dan yatim piatu di tragedi Kanjuruhan yang terjadi 1 Oktober 2022 mengakibatkan 125 korban tewas.
Retno meminta anak-anak yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan tak sekedar diberikan santunan, tetapi juga mendapatkan rehabilitasi psikis.
"Tak sekedar santunan namun rehabilitasi psikis bagi para korban. Terutama anak-anak yang saat ini masih dirawat di rumah sakit," kata Retno dalam keterangan pers, Senin, 3 Oktober 2022.
Kata Retno, anak-anak yang kehilangan orangtua membutuhkan dukungan negara karena mendadak kehilangan orangtua adalah situasi yang sangat sulit.
"Bagi anak-anak yang orangtuanya meninggal saat tragedi ini butuh dukungan negara. Mereka mendadak jadi yatim atau bahkan yatim piatu, tulang punggung keluarganya ikut menjadi korban tewas dalam peristiwa ini," kata Retno.
Sejak awal panitia sebenarnya sudah mengkhawatirkan pertandingan ini dan meminta kepada Liga (LIB) agar pertandingan dapat digelar sore hari untuk meminimalisir resiko.