Survei Warga Desa yang Terpasang BTS Bakti Kominfo: Layanan Internet dan Data Masih Jadi Barang Mewah

- 27 Oktober 2022, 00:20 WIB
Ilustrasi BTS BAKTI Kominfo
Ilustrasi BTS BAKTI Kominfo /Instagram @hanafi_rusli

JURNAL MEDAN - Survei Timor Barat Research Center (TBRC) menyatakan warga desa yang sudah terpasang Base Transceiver Station (BTS) BAKTI Kominfo merasa layanan internet dan data masih jadi barang mewah di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).

Survei TBRC melibatkan 900 responden warga desa yang telah terpasang BTS BAKTI Kominfo di luar pulau Jawa pada 6-20 Oktober 2022.

Survei ini mengungkap BTS 4G yang dibangun BAKTI sebenarnya banyak memberi manfaat dan membuka banyak kesempatan.

Baca Juga: BSSN Ungkap Peta Keamanan Siber Nasional yang Terbagi ke Dalam Tiga Periode Hingga Tahun 2045

Direktur TBRC Andrey Santoso mengatakan BTS Bakti Kominfo berhasil membuka akses informasi dan komunikasi kepada masyarakat desa yang mampu menikmatinya.

Warga desa, kata dia, bisa melakukan komunikasi dengan keluarga di luar daerah dengan menggunakan layanan media sosial seperti Whatsapp dan video call.

Warga juga bisa menikmati layanan Facebook dan layanan platform lainnya, tetapi persoalan berikutnya muncul ketika mayoritas warga masih menggunakan ponsel 2G.

Namun survei TBRC juga menyatakan 81,3 persen warga belum merasakan manfaat riil adanya BTS 4G yang dibangun BAKTI.

Baca Juga: China Sudah Bicara Standarisasi 6G, Indonesia Masih Sibuk Kena Prank Bjorka

Pasalnya, ponsel yang digunakan warga ternyata masih menggunakan jaringan 2G. Bahkan sebagian besar tidak memiliki ponsel.

"Artinya hasil temuan ini menunjukan bahwa layanan internet atau data masih menjadi barang mewah bagi warga yang tinggal di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T)," kata Andrey dalam keterangan tertulis yang diterima Jurnalmedan.com, Rabu, 26 Oktober 2022.

Lebih rinci, hanya 36% masyarakat dewasa di pedesaan yang sudah menikmati internet.

Sementara, masyarakat dewasa di perkotaan memiliki cakupan yang lebih masif hingga 62% internet semakin meningkat, terutama di pulau-pulau besar Indonesia.

Baca Juga: Kumpulan ucapan motivasi peringati Hari Sumpah Pemuda 2022 untuk update status WhatsApp

Berdasarkan data Kementerian Kominfo, terdapat sekitar 15 ribu desa, yang akses internetnya buruk, bahkan masih cukup banyak yang belum terjangkau internet.

Hasil penelitian ini juga mendapati adanya BTS 4G di daerah 3T memunculkan peluang ekonomi baru untuk kesejahteraan warga.

Sebanyak 33,8 persen responden menyatakan BTS 4G memberikan dampak aktifitas berkomunikasi lebih lancar dengan pihak luar desa.

Menurut Andrey, jika sebelumnya, masyarakat di daerah 3T hanya bisa menelepon dan kirim SMS, tapi sejak adanya BTS 4G BAKTI sudah bisa kirim foto, menggunakan medsos.

Baca Juga: Pembangunan BTS Kominfo Dinilai Mampu Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemi

"Apalagi mau panen jagung, sekarang bisa dipotret, dan tunjukkan ini siap dipanen dan dipasarkan lewat platform Medsos, itu salah satu manfaatnya pembangunan BTS 4G Bakti Kominfo," jelasnya.

Adapun keluhan masyarakat terkait jaringan kurang stabil atau kadang tidak tersambung saat sistem pembelajaran daring yang dilakukan semasa pandemi Covid-19, itu lebih dikarenakan masyarakat di daerah 3T masih masih mayoritas mengunakan ponsel berbasis jaringan 2G.

"Sehingga tidak terkoneksi dengan BTS 4G," kata dia.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny P Sasmita menilai hasil survei TBRC membuktikan masyarakat desa terbantu adanya pembangunan BTS tersebut.

Baca Juga: Indonesia Kini Punya Cloud Lokal, BSSN Resmi MoU dengan PT INTI dan DesktopIP Garap Infrastruktur Cyber

Ronny sepakat program pembangunan BTS membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat karena adanya akses internet ke seluruh desa-desa.

"Ya adanya survei TBRC itu bukti kalau masyarakat membutuhkan akses internet untuk komunikasi dan usaha," kata Ronny kepada awak media, Rabu, 26 Oktober 2022.

Ronny juga yakin program BTS bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat yang berada jauh dari perkotaan sehingga ia mendukung program BTS BAKTI ini harus tetap terus berlanjut.

"Ya walaupun belum merata, tetapi program BTS ini harus terus berlanjut agar masyarakat dapat menikmati internet untuk berkomunikasi dan mengembangkan usahanya," ucapnya.

Baca Juga: Sistem Elektronik KPU RI Dilakukan Pentest Secara Berkala, Kolaborasi Dengan BSSN dan Satgas Keamanan Cyber

Poin penting dari pembangunan BTS BAKTI ini adalah upaya pemerintah untuk memperbaiki teknologi yang membuat distribusi informasi menjadi semakin lancar adalah baik.

Artinya, keberadaan BTS 4G akan mengurangi asimetri informasi antara daerah perkotaan dan pedesaan.

"Imbasnya secara ekonomi akan muncul peluang usaha dan peluang pasar baru bagi masyarakat desa. Mulai dari promosi desa wisata sampai jualan online hasil kerajinan desa. Ujungnya tentu perbaikan pendapatan masyarakat desa yang akan berimbas pada perbaikan kesejahteraan dan taraf hidup," jelasnya.

Sedangkan untuk dunia pendidikan, Ronny menilai sektor edukasi membutuhkan informasi baru dan instrumen baru untuk mempermudah proses ajar mengajar.

Baca Juga: Sudah Zaman Cloud, Perangkat IT KPU Tidak Diperbarui Sejak 2009, Ini Kata Pengamat Keamanan Sistem Informasi

Terakhir, pembangunan BTS membantu mempermudah masyarakat yang tinggal di desa mendapatkan kemudahan akses komunikasi.

"Betul, BTS 4G tentu mempemudah komunikasi masyarakat di desa, baik dengan keluarga di kota atau di daerah lain atau dengan mitra bisnis di kota atau daerah lain," pungkasnya.***

Editor: Arif Rahman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah