Secara umum, dampak tengah hari lebih awal akan menyebabkan waktu terbit Matahari, waktu duha (saat ketinggian Matahari mencapai +4,5 derajat atau sepenggalah), maupun waktu subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah selatan Indonesia seperti Jawa dan Nusa Tenggara.
Menurut Aandi, hal ii terjadi karena durasi malam hari yang semakin lebih besar jika dibandingkan dengan durasi siang hari untuk belahan utara pada umumnya, ditambah juga dengan tengah hari yang lebih awal, sehingga kedua waktu salat ini menjadi lebih cepat.***