Network
JURNAL MEDAN - GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi medis yang sangat umum dan sering dialami oleh masyarakat.
Kondisi ini (GERD) terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan dan menyebabkan rasa sakit dan terbakar pada bagian tulang dada.
Gejala GERD sangat bervariasi, tetapi yang paling umum meliputi heartburn, nyeri dada, nyeri perut, mual, kesulitan menelan, batuk kronis, suara serak, dan bau mulut.
Baca Juga: Pet Hoot, Skill Baru yang akan Menjadi META Free Fire?
Banyak orang yang mengabaikan gejala ini dan menganggapnya sebagai hal yang normal, tetapi jika Anda sering mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Untuk membantu mengatasi gejala GERD, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaharui pola makan dan gaya hidup.
Makan makanan tinggi serat dan konsumsi buah dan sayuran yang tidak mengandung asam dapat membantu mengurangi gejala GERD.
Sebaliknya, susu sapi penuh lemak dan minum air kelapa justru dapat memperburuk refluks lambung.
Menghindari makan larut malam, memperbaiki pola makan, menggunakan pakaian yang longgar, dan meninggikan posisi kepala saat tidur juga dapat membantu mengurangi risiko GERD.
Selain itu, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan rendah lemak dan banyak serat, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol juga dapat membantu mengurangi risiko GERD.
Beberapa makanan dan minuman tertentu dapat memperburuk refluks lambung, seperti alkohol, cokelat, kopi, makanan pedas, dan tomat.
Makanan tinggi lemak dan garam, seperti makanan cepat saji, gorengan, dan makanan ringan olahan juga dapat menjadi pemicu GERD pada beberapa orang.
Baca Juga: Perhatian! Mulai 26 Februari 2023, Tiket Kereta Api Lebaran Sudah Dapat Dipesan Lewat Situs KAI
Namun, tidak semua makanan dan minuman harus ditinggalkan, karena ada juga beberapa makanan yang dapat membantu mengurangi gejala GERD, seperti asparagus, brokoli, kacang hijau, bit, wortel, ubi jalar, dan biji-bijian karena tinggi serat.
Setelah melakukan beberapa hal preventif, masih ada kemungkinan bagi seseorang untuk mengalami GERD.
Dalam hal ini, pengobatan medis biasanya diperlukan. Terapi obat, seperti obat antasida atau obat penghambat asam lambung, bisa membantu mengurangi gejala dan mencegah kondisi ini semakin parah.
Banyak obat yang tersedia secara bebas, namun beberapa obat memerlukan resep dari dokter.
Pengobatan lain yang bisa diterima untuk GERD adalah operasi, seperti fundoplication, yang memperbaiki sfingter esofagus dan mencegah asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Ini bisa menjadi pilihan terbaik bagi individu yang tidak merespon dengan baik pada terapi medis atau memiliki kondisi kronis yang memerlukan pengobatan yang lebih serius.
Secara keseluruhan, GERD adalah kondisi yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang dan memerlukan perhatian medis yang serius.
Meskipun beberapa pemicu dan gejala dapat dikendalikan dengan mudah, beberapa orang mungkin memerlukan pengobatan yang lebih serius.
Baca Juga: 5 Fakta Abdi Mundur dari MasterChef Indonesia Season 10, Nomor 3 Gak Nyangka Loh!
Oleh karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan medis reguler dan membahas masalah GERD dengan dokter Anda.
Jika Anda memiliki gejala GERD, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk memastikan Anda menerima perawatan yang tepat.
Dengan memahami faktor risiko dan gejala GERD, memperbaiki pola makan dan gaya hidup, dan mengikuti saran dokter, seseorang dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tindakan preventif yang sederhana seperti mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak, berolahraga secara teratur, dan menghindari makanan yang diketahui menjadi pemicu GERD, bisa membantu mengurangi risiko dan mengatasi kondisi ini.
Baca Juga: Profil Terbaru Erick Thohir, Ketua Umum PSSI 2023-2027, Ucap Bismillah Usai Terpilih
Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika Anda merasa kondisi GERD Anda sudah tidak terkendali lagi.***
