Totok juga mengungkapkan alasannya turun langsung dan memilih perbatasan Surabaya - Sidoarjo untuk didatangi langsung saat Coklit.
Daerah perbatasan, kata dia, harus mendapatkan perhatian khusus karena mobilitas penduduknya dinamis dan tentu berpengaruh pada data pemilih.
Apalagi jika dulunya wilayah tersebut merupakan daerah penggusuran.
Itu sebabnya Gunung Anyar sebagai daerah perbatasan perlu mendapat perhatian khusus karena dulunya merupakan daerah penggusuran.
"Mobilitas penduduknya sangat dinamis. Kita ingin memastikan coklit dilakukan sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku sehingga tidak ada warga hak pilihnya terabaikan," kata Totok yang menjabat sebagai Koordinator Divisi Hukum dan Sengketa Bawaslu RI.
Menutup pernyataannya, Totok meminta kepada seluruh pengawas pemilu di Surabaya untuk tetap semangat dalam melakukan pengawasan melekat (waskat) terhadap Coklit yang dilakukan panitia pendaftaran pemilih (Pantarlih).
Totok juga mengingatkan bahwa Waskat terhadap Coklit menjadi fokus Bawaslu untuk memastikan DPT betul-betul terkawal dan terawasi dengan baik.***