Sang datu kemudian mendekati Raja Rahat untuk ikut melakukan manortor bersama-sama. Raja pun menyambut sang datuk dengan bangkit berdiri dan ikut melakukan manortor.
Tabuhan Gondang sabangunan semakin terdengar bertalu-talu, rakyat pun yang melihat tarian sang raja tak tinggal diam. Mereka pun berdiri dan ikut bergabung manortor bersama-sama hingga matahari terbit.
Ketika matahari terbit, pesta dan tarian itu harus diakhiri karena hal tersebut termasuk isi dari perjanjian yang dibuat Datu Manggala dengan roh Manggale.
Setelah itu patung tak bisa bergerak lagi. Patung itu disimpan Raja Rahat.
Ketika sang raja merindukan putranya ia mengeluarkannya dari penyimpanan. Kemudian mengadakan upacara pemanggilan roh.***