JURNAL MEDAN - Gaji wasit sepakbola profesional Indonesia ternyata ada yang tak dibayar sehingga kompetisi tak layak digelar.
Hal ini diungkapkan Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali yang menerima laporan dari sejumlah wasit yang mengaku gaji tak dibayar.
Akmal Marhali mengatakan gaji atau honor wasit saat memimpin Piala Soeratin dan Liga 3 Nasional musim lalu belum dibayarkan atau memang tak dibayar.
"Save Our Soccer menerima sejumlah laporan dari para wasit yang minta namanya dirahasiakan," demikian keterangan Akmal Marhali kepada Jurnal Medan, Senin, 30 Mei 2022.
Kondisi ini terjadi di tengah mewahnya Kongres Biasa PSSI 2022 yang berlangsung di Trans Luxury Hotel, Bandung, dengan biaya besar.
Sementara PT Liga Indonesia Baru (LIB) sibuk menggelar proyek turnamen Pra Musim, berita sedih datang dari korps baju hitam alias wasit.
Sebagai informasi, wasit Piala Soeratin dan Liga 3 Nasional Babak 64 Besar dan 32 Besar dibayar dengan sistemnya paket.
Tiap pertandingan totalnya Rp 4,5 juta sampai Rp 5,5 juta untuk wasit tengah, 2 hakim garis dan cadangan.
Diantara wasit ada yang memimpin hanya 1 laga, 2 laga, paling banyak 5 laga.
"Miris, di tengah PSSI buang banyak uang untuk Kongres di Bandung dan sibuk menyiapkan proyek pramusim, honor wasit belum dibayarkan," tulis Akmal Marhali.
Menurut SOS, gaji wasit tak dibayar menjadi salah satu pemicu terjadinya match fixing dan match setting di sepakbola nasional.
Akibatnya, banyak wasit yang akhirnya dikeroyok dan digebukin sampai babak belur dan tak dihargai di lapangan.
"Sungguh dzalim menunda membayar honor pekerja padahal keringatnya sudah kering."
"Jangan dulu bicara profesionalitas, kualitas, dan timnas yang hebat, bila membayar honor wasitnya saja masih menunggak," tulis keterangan tersebut.
Wajah buruk sepakbola nasional seperti ini sungguh memprihatinkan. Untuk itu SOS mendesak Kemenpora dan Kepolisian untuk menunda kompetisi.
"Sebagai kepanjangan tangan Presiden Joko Widodo untuk tidak memberikan izin menggelar pramusim bahkan kompetisi bila honor wasit belum dibayarkan."
"Menpora dan Kapolri harus tegas tidak mengeluarkan izin bila kasus ini tidak diselesaikan segera. Jangan sampai sepakbola nasional menerapkan sistem kerja rodi layaknya romusha di zaman Belanda."
Sementara itu, seorang wasit yang mengaku kepada Akmal Marhali meminta dikasihani karena haknya gak kunjung dibayarkan.
"Terima kasih telah mewadahi aspirasi kami," ujar wasit dalam pengakuannya.
Ia juga membenarkan mayoritas wasit Piala Soeratin sampai hari ini belum menerima semua haknya.
"Tolong kasihani kami. Sejak bulan Maret 2022 belum cair. Bahkan, kami keluar uang tiket dari kota asal ke venue belum diganti," pesan seorang wasit.
"Saya tugas sebagai wasit Piala Soeratin di Malang. Sampai sekarang belum ada kejelasan honor. Beli tiket ke Malang pakai uang pribadi. Sudah hubungi Sekjen PSSI tidak ada respon," ujar wasit lainnya. ***