JURNAL MEDAN - Pelatih I Putu Gede harus memutar otak lebih keras karena skuad PSMS Medan masih bermasalah soal mental dan tampil inkonsisten.
Jika mental PSMS masih seperti ini tentu menjadi peringatan besar menuju Liga 2 2022/2023. Apalagi target utama adalah promosi ke Liga 1.
Review dari laga uji coba di Jawa dua pekan terakhir kurang memuaskan di mata suporter PSMS. Pasalnya, mereka tak pernah menang dari 4 laga.
Namun pelatih sekelas I Putu Gede punya hitung-hitungan sendiri. Apalagi ia sudah menyatakan mental tim bermasalah dan performa inkonsisten.
Inkonsisten berarti permainan PSMS masih belum padu dan berubah-ubah. Di laga uji coba terakhir PSMS ditahan Persela 1-1 pada Jumat 17 Juni 2022.
Sebelumnya, PSMS Medan dibekap promosi Liga 2, Persikab Bandung 4-2 dalam laga uji coba di Stadion Gajayana, Malang, Rabu, 15 Juni 2022.
Padahal di laga tersebut PSMS sempat unggul 2-0 di babak pertama. Namun di babak kedua PSMS rontok, Ayam Kinantan malah kebobolan 4 gol.
Baca Juga: Nick Kuipers BERDUKA Bobotoh Tewas: Kita Menang dalam Pertandingan, tapi Kita Kalah dalam Kehidupan
Sementara dua laga uji coba sebelumnya PSMS ditahan imbang Deltras Sidoarjo dan NZR Sumbersari, masing-masing dengan skor 0-0 dan 1-1.
"Ini mental. Ini kondisinya seperti kompetisi, kita bisa leading tapi bisa kecurian dan lawan bisa comeback," ujar Putu Gede menganalisis permainan anak asuhnya.
Soal inkonsisten dalam permainan tentu menjadi pekerjaan rumah besar bagi Putu Gede dan para pemain PSMS.
Pelatih asal Bali mengaku sudah mengingatkan ini kepada para pemain. Tidak pernah menang di laga pramusim bukan berarti tidak bisa promosi.
Misalnya, Putu Gede mencontohkan saat anak asuhnya sempat unggul 2-0 melawan Persikab namun berakhir dengan skor 4-2.
Di laga lain PSMS juga sempat unggul kemudian kembali kebobolan dan tidak bisa mempertahankan keunggulan atau menambah gol.
"Memang tim ini masih kurang konsisten," tegasnya.
Eks pelatih PSS Sleman juga sedang berusaha memberikan karakter kepada permainan PSMS Medan.
Baca Juga: Tak Ikut Piala Dunia Qatar 2022, Bola Al Rihla Buatan Madiun dari Indonesia Hadir di Seluruh Stadion
Karena menanamkan karakter ke dalam sebuah tim tidak mudah. Pelatih perlu memahami dan mengenali pemain lalu kemudian meraciknya taktik.
"Gaya sama ciri khas tim itu gak boleh hilang. Mereka (para pemain) harus tetap pada style-nya," ujar Putu Gede. ***